Ini 4 Modus Penipuan Berkedok Investasi yang Harus Diwaspadai

Satuan tugas (satgas) waspada investasi mengungkapkan modus penipuan berkedok investasi masih terjadi ke depannya. Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing memprediksi modus yang marak akan digunakan. Di antaranya:

Cryptocurrency

Biasanya penjualan cryptocurrency ini mengiming-imingi pembeli dengan imbal hasil yang tinggi.

"Seperti SPS Coin yang menawarkan keuntungan 1%, padahal cryptocurrency itu mengikuti mekanisme pasar dan fluktuasinya juga tinggi," kata Tongam dalam diskusi di Gedung OJK, Jakarta, Jumat.

Kemudian, modus cryptocurrency ini juga menyediakan progdam lending atau bonus peminjaman cryptocurrency kepada pihak lain. Jadi masyarakat membeli cryptocurrency kemudian meminjamkan kepada orang lain dan akan mendapatkan keuntungan. Selain itu juga ada program staking yakni bonus penyimpanan cryptocurrency dalam jangka waktu tertentu.

Multi Level Marketing (MLM)

Tongam mengungkapkan, modus menggunakan skema MLM ini adalah salah satu yang paling banyak digunakan oleh entitas penipuan.

"Biasanya mereka menawarkan barang yang tidak berkualitas baik tapi pakai skema MLM fokus mereka mencari keuntungan dengan perekrutan anggota baru," ujar dia.

Selain itu, karena fokus mereka member get member dengan iming-iming imbal hasil yang besar maka fokus bukan pada penjualan produk.

Forex

Broker ini biasanya menawarkan produk yang tidak memiliki izin. Tongam mengungkapkan ada perusahaan broker forex asing yang menjual di Indonesia. Padahal mereka tidak mempunya izin di Indonesia.

"Mereka itu perusahaan forex dari luar negeri menawarkan produk di Indonesia tanpa izin," ujar dia.

Duplikasi Website

Modus ini biasanya digunakan dengan melakukan duplikasi atau penggandaan alamat website perusahaan investasi yang memiliki izin usaha dari otoritas yang berwenang.

"Mereka menduplikat alamat website perusahaan investasi yang berizin, mereka juga menggunakan company profile dari perusahaan itu. Ya tujuannya untuk menipu. Ini semua harus diwaspadai," ujar dia.

Dia menjelaskan, jika masyarakat merasa ragu dengan perusahaan investasi. Bisa menghubungi hotline OJK di 157 untuk informasi lebih lanjut. Seperti bidang dan izin usaha perusahaan tersebut.

Dicetak ulang dari Detik, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli.