3 Tips Menghindari Investasi Bodong agar Tidak seperti Korban Kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan
Simak 3 tips berikut ini untuk menghindari investasi bodong layaknya kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan yang memakan banyak korban. Akhir-akhir ini, banyak orang yang memulai investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek. Beragam instrumen investasi yang populer di Indonesia, meliputi deposito, emas, properti, saham, reksadana, dan P2P lending.
Jangan sampai terjerat investasi bodong yang memakan banyak korban seperti kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan. Investasi bodong adalah penipuan berkedok investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu yang singkat dan instan. Investasi bodong tentunya sangat meresahkan masyarakat dan banyak korban berjatuhan karena kurang piawai dalam mengidentifikasinya.
Terutama bagi orang yang awam dengan investasi, mereka bisa mudah terjerumus dalam investasi bodong. Indra Kenz dan Doni Salmanan adalah orang dibalik trading Binomo dan Quotex yang memakan banyak korban.
Mereka berdua memperoleh kekayaan dari hasil afiliator trading yang mencapai ratusan miliaran rupiah. Binomo dan Quotex adalah dua binary option yang dianggap sebagai perjudian, bukan instrumen investasi. Bagi yang berminat memulai investasi, harus pintar-pintar memilih instrumen investasi.
Jangan sampai karena tergiur dengan iming-iming cuan, malah menjadi korban investasi bodong seperti kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan. Dikutip PortalJemberdari unggahan Youtube Success Before, berikut adalah 3 ciri dan tips menghindari investasi bodong agar tidak menjadi korban seperti kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan.
1. Menggunakan Tokoh Terkenal sebagai Figur
Ciri pertama investasi bodong adalah menggunakan tokoh terkenal sebagai figur investasinya. Figur ini bisa beragam, seperti artis, orang-orang berpengaruh, tokoh masyarakat, dan sebagainya. Mereka suka menggunakan figur-figur tersebut dan mengatakan seolah-olah tokoh terkenal itu menggunakan investasi yang didirikannya.
Bahkan, terkadang tokoh yang dijadikan figur tidak mengenal investasi dan diperalat untuk mempromosikan investasi bodong. Jangan mudah percaya ketika melihat sebuah investasi yang menggunakan tokoh terkenal sebagai figur. Ketahui lebih mendalam mengenai seperti apa investasi tersebut dan mengetahui kebenaran figur yang menggunakan investasi.
2. Skema Bisnis Tidak Jelas
Berikutnya, untuk mengidentifikasi investasi apakah bodong atau tidak adalah dengan melihat skema bisnisnya. Investasi bodong cenderung memiliki skema bisnis yang tidak jelas arahnya. Padahal, investasi dan bisnis itu tidak bisa dipisahkan begitu saja.
"Kalau namanya investasi, itu pasti imbalan dan hasil dari dunia bisnis," ujar Candra yang ada dalam video.
Contohnya semisal sedang investasi berupa ruko, berarti hasil investasinya adalah uang sewa ruko. Ini merupakan contoh bisnis yang nyata dan kelihatan fisiknya dan tidak dimiliki oleh investasi bodong. Pastikan skema bisnis pada suatu investasi jelas dan jangan coba-coba mengeluarkan biaya untuk investasi yang tidak jelas skema bisnisnya.
3. Tidak Terdaftar di OJK atau APLI
Ciri terakhir adalah investasi bodong tidak terdaftar di OJK atau APLI (jika berupa MLM). Untuk mengetahuinya apakah telah terdaftar di OJK atau tidak. Jika tidak terdaftar, jangan sekali-kali berinvestasi di sana karena bisa jadi uang hilang.
Investasi bodong kerap kali berkedok dunia bisnis dan biasanya dikaitkan dengan dunia MLM atau multi level marketing. Untuk mengecek legal atau tidaknya suatu bisnis MLM.
Sekali lagi apabila tidak terdaftar perlu hati-hati, karena MLM demikian hanya kedok, tetapi produknya tidak jelas. Sebelum investasi, sepatutnya mengecek terlebih dahulu apakah sudah terdaftar di OJK atau APLI atau belum.
Jadi, penting dalam memilih investasi untuk menghindari penipuan seperti kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan. Jangan mudah terbuai iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat dan instan dan pastikan legalitasnya.
Demikian 3 ciri-ciri dan tips menghindari investasi bodong seperti kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan yang banyak memakan korban.
Dicetak ulang dari Portal Jember, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
-THE END-