Mata Uang Asia Naik, Dolar Stabil di Tengah Kekhawatiran Fed dan Pertumbuhan
Investing.com - Sebagian besar mata uang Asia menguat tipis pada hari Rabu kala pulih dari beberapa kerugian baru ini, sementara dolar stabil untuk mengantisipasi rapat Federal Reserve yang akan diadakan minggu depan.
Kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi tetap membatasi sebagian besar mata uang regional, karena data yang lemah dari seluruh dunia terus berdatangan. Dolar Australia flat setelah ekonomi negara tersebut nyaris tidak tumbuh pada kuartal pertama, di tengah tekanan dari suku bunga dan inflasi yang tinggi.
Namun Aussie mendapat dukungan dari komentar Gubernur Reserve Bank Philip Lowe, yang menegaskan bahwa suku bunga lokal mungkin perlu naik kembali untuk mengekang inflasi yang terlalu tinggi. RBA telah menaikkan suku bunga lagi pada hari Selasa, membawa tingkat di atas 4% untuk pertama kalinya dalam 12 tahun.
Baca : Trading di DCFX Spread mulai dari 0.0 Pips
Mata uang Asia lainnya alami kenaikan kecil, dengan yuan China naik 0,1%.
Yen Jepang jelas menjadi pembeda untuk hari ini, naik sebesar 0,3% dari posisi terendah enam bulan tatkala kerugian yang terjadi baru ini dalam mata uang tersebut mendorong spekulasi bahwa pemerintah dapat sekali lagi melakukan intervensi di pasar mata uang untuk mendukung yen.
Pemerintah Jepang telah membeli miliaran yen hingga akhir tahun 2022 untuk menopang mata uangnya, karena pandangan dovish dari Bank of Japan sangat mengurangi daya tariknya dalam lingkungan dengan imbal hasil tinggi.
Inflasi yang lemah dan pertumbuhan upah memicu lebih banyak spekulasi bahwa BOJ akan mempertahankan kebijakan sangat longgar dalam waktu dekat.
Dolar juga flat di perdagangan Asia setelah sesi semalam yang tidak banyak bergerak, dengan indeks dolar dan indeks dolar berjangka bergerak kurang dari 0,1% di kedua arah. Sementara data ekonomi AS yang lemah mendorong sedikit turunnya dolar minggu ini, dolar tetap stabil di dekat level tertinggi 11 minggu karena muncul ketidakpastian di pasar hingga rapat Federal Reserve minggu depan.
Harga Fed Fund futures indikasi bahwa pasar memposisikan hampir 82% kemungkinan bank sentral akan mempertahankan suku bunga. Namun, mengingat data inflasi dan pasar tenaga kerja baru ini mengalahkan ekspektasi, trader tetap mewaspadai potensi kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed.
Namun, bahkan jika the Fed memutuskan untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunga, pasar melihat kecilnya kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini, yang berarti suku bunga AS akan tetap lebih tinggi lebih lama di tahun ini.
Skenario ini kemungkinan akan menekan mata uang Asia, pasalnya kesenjangan antara imbal hasil obligasi yang berisiko dan berisiko rendah tetap kecil. Sebagian besar bank sentral regional juga telah mengakhiri siklus kenaikan suku bunga mereka.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.