Rilis Bursa CPO Mundur Terus, Bappebti Tak Bisa Janji Kapan
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Didid Noordiatmoko menyampaikan bahwa pihaknya sudah tidak berani lagi untuk berjanji kapan bursa crude palm oil (CPO) akan rilis. Sebab, pihaknya saat ini tengah mengutamakan kehati-hatian.
"Kapan aturan CPO itu selesai? saya takut dan sudah nggak berani lagi berjanji kapan (bisa dirilis), karena saya janji Juni (ternyata) lewat, Juli lewat, karena kami ingin sesuai dengan perintah Pak Menteri terakhir 'tolong sangat hati-hati', bukan berarti berhenti tapi sangat hati-hati," kata Didid dalam Konferensi Pers Bappebti di Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Didid menyebut pihaknya menargetkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) yang mengatur tentang bursa CPO akan selesai pada Agustus 2023 ini. Meskipun pihaknya tetap mengedepankan kehati-hatian, akan tetapi dia memastikan saat ini pihaknya terus berupaya agar bursa CPO bisa rilis secepatnya.
"Kalau ditanya kapan, tentu ya harusnya sih Agustus ini Permendag-nya selesai, karena Agustus ini kan masih 28 hari lagi, dan mudah-mudahan ini selesai. Agustus ini kita banyak ketemu hari-hari yang tidak produktif, karena ada perayaan Hari Kemerdekaan, bukan hanya upacara 17 Agustus saja tetapi ada hal-hal lainnya, tetapi kami tetap berupaya secepat-cepatnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Didid mengaku saat ini pihaknya bukan cuma Menteri Perdagangan (Mendag) saja yang memarahi dan memintanya agar bursa CPO segera dirilis. Tetapi, petani sawit saat ini juga sudah mulai protes ihwal kapan bursa CPO ini bisa segera dirilis.
"Karena sekarang yang memarahi saya bukan hanya Pak Menteri, kemarin juga kami di WA (WhatsApp) oleh petani sawit, katanya 'kelamaan, kapan selesainya?'. Jadi yang ngejar kami itu sekarang adalah yang betul-betul membutuhkan," kata Didid.
Adapun alasan para petani sawit sudah mulai protes, kata Didid, itu karena harga CPO di Malaysia sudah mulai naik, tetapi harga CPO di Indonesia masih belum naik. Hal ini tak terlepas karena bursa CPO sendiri nantinya akan mengatur kepada harga acuan CPO, dimana selama ini harga CPO di Indonesia mengacu kepada bursa CPO Malaysia dan Rotterdam.
"Mereka mengatakan kalau harga Malaysia sudah naik, tetapi di kami belum naik. Maka mereka bertanya, ini kami harus berpacu ke mana?," tuturnya.
Untuk itu, Didid menekankan bahwa proses pembuatan bursa CPO tidak berhenti, tetapi terus diupayakan oleh Bappebti dengan tetap berhati-hati.
"Ini kami bukannya berhenti, tetapi kami terus berupaya dan tetap berhati-hati. Makanya sekarang kami melibatkan Kejaksaan Agung dan BPKP. Kami ingin kebijakan ini dikawal juga. Jadi memang tidak secepat yang kita targetkan tetapi on progres, dan kami mengedepankan kehati-hatian," tegasnya.
Dicetak ulang dari CNBC, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.