Ekonom Senior Julia Goh dan Ekonom Loke Siew Ting di UOB Group menilai publikasi terbaru angka inflasi di Filipina.
Poin Penting
Inflasi utama Filipina kembali lebih tinggi ke 5,3% y/y di bulan Agustus setelah menurun selama enam bulan berturut-turut menjadi 4,7% y/y di bulan Juli. Angka tersebut bertentangan dengan ekspektasi kami akan perlambatan ke 4,6% dan konsensus Bloomberg mengenai tingkat inflasi yang stabil di 4,7 %. Dampak buruk ini terutama disebabkan oleh melonjaknya harga pangan dan bahan bakar menyusul efek sementara dari dua topan super (Egay dan Falcon) yang melanda negara tersebut bulan lalu. Barang-barang terkait rekreasi, olah raga & budaya yang lebih mahal serta jasa pendidikan menengah juga berkontribusi terhadap percepatan inflasi umum pada bulan Agustus.
Kondisi baru seperti terjadinya topan super, peningkatan harga minyak global di atas USD90/bbl, dan munculnya guncangan pasokan makanan pokok telah menyebabkan perubahan signifikan pada lintasan inflasi jangka pendek. Hal ini ditambah dengan masih adanya kekhawatiran mengenai kenaikan tarif transportasi tambahan, penyesuaian upah minimum yang lebih tinggi dari perkiraan di wilayah lain, dan kemungkinan dampak lanjutan dari tarif tol yang lebih tinggi terhadap harga barang-barang pertanian utama di daerah. Oleh karena itu, kami merevisi perkiraan inflasi setahun penuh kembali ke proyeksi awal yang dibuat pada bulan Februari, sebesar 6,0% untuk tahun 2023 (dari sebelumnya 5,3%, perkiraan BSP: 5,6%, 2022: 5,8%) dan 3,5% untuk tahun 2024 (dari 2,5% sebelumnya, perkiraan BSP: 3,3%). Revisi ke atas ini juga mendorong kembali ekspektasi kami sebelumnya mengenai inflasi yang kembali ke kisaran target menengah BSP sebesar 2,0%-4,0% pada 1Q24 dari 4Q23.
Hot
-THE END-