- USD/JPY menguat karena koreksi ke atas pada Greenback
- Dolar AS dapat menghadapi tantangan karena kembalinya harapan penurunan suku bunga oleh The Fed pada tahun 2024.
- Yen Jepang yang merupakan safe-haven terdepresiasi di tengah selera risiko yang berlaku.
USD/JPY melanjutkan kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut, diperdagangkan di sekitar 154,00 selama jam Eropa. Koreksi ke atas pada Dolar AS (USD) memberikan dukungan bagi Dolar AS, dan sebagai konsekuensinya, menopang pasangan USD/JPY . Namun, Greenback dapat menghadapi resistensi karena optimisme investor menyusul data tenaga kerja AS yang lebih lemah pada hari Jumat. Perkembangan ini menghidupkan kembali harapan akan potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) pada tahun 2024.
Menurut Bloomberg, Presiden Federal Reserve (Fed) Richmond Thomas Barkin mengatakan pada hari Senin bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan akan menahan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS). Sementara itu, suku bunga yang lebih tinggi membantu memitigasi tekanan inflasi dan menyelaraskannya dengan target bank sentral sebesar 2%.
Barkin juga menekankan bahwa pasar tenaga kerja yang kuat menawarkan kesempatan bagi Federal Reserve untuk memastikan penurunan inflasi yang berkelanjutan sebelum mempertimbangkan penyesuaian biaya pinjaman. Namun, ia mewaspadai tekanan inflasi yang terus berlanjut di sektor perumahan dan jasa, yang menimbulkan risiko kenaikan harga yang berkelanjutan.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kinerja Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama, diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 105,20. Imbal hasil Treasury AS yang lebih lemah berkontribusi membatasi kenaikan Dolar AS. Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 2 tahun dan 10 tahun masing-masing berada di 4,80% dan 4,45%, pada saat berita ini dimuat.
Di Jepang, Masato Kanda, diplomat mata uang utama Jepang, mengisyaratkan langkah-langkah potensial untuk mengatasi fluktuasi pasar yang berlebihan pada hari Selasa sebelumnya. Pekan lalu, Yen Jepang (JPY) mengalami apresiasi di tengah spekulasi adanya intervensi pemerintah oleh otoritas Jepang. Reuters melaporkan data dari Bank of Japan (BoJ) yang menunjukkan bahwa otoritas Jepang mungkin telah mengalokasikan sekitar ¥6,0 triliun pada tanggal 29 April dan ¥3,66 triliun pada tanggal 1 Mei untuk mendukung JPY.
Masakazu Tokura, Ketua KEIDANREN (Federasi Bisnis Jepang), menyatakan bahwa nilai tukar mata uang asing harus mencerminkan fundamental dalam jangka menengah dan panjang. Tokura menyatakan ketidakpastian mengenai apakah pihak berwenang melakukan intervensi tetapi mencatat bahwa jika mereka melakukan intervensi, maka waktunya tepat, seperti dilansir forexlive.com
Hot
No comment on record. Start new comment.