• Pound Sterling turun dari 1,2740 terhadap Dolar AS karena lemahnya data ketenagakerjaan Inggris dan menguatnya Dolar AS.
• BoE mungkin kesulitan untuk beralih ke arah normalisasi kebijakan karena pertumbuhan upah Inggris yang stabil mengimbangi dampak melemahnya tingkat lapangan kerja.
• Investor melihat The Fed berargumentasi untuk mempertahankan kerangka pembatasan lebih lama.

Pound Sterling (GBP) jatuh kembali setelah menghadapi tekanan jual di dekat 1,2740 di sesi London hari Selasa. Pasangan GBP/USD melemah karena buruknya data Ketenagakerjaan Inggris selama tiga bulan hingga bulan April dan menguatnya Dolar AS (USD) di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan menunda penurunan suku bunga.

Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) melaporkan bahwa pasar tenaga kerja mencatat penurunan untuk keempat kalinya berturut-turut. Jumlah lapangan kerja turun sebesar 140.000 pekerja dalam tiga bulan hingga bulan April, kurang dari penurunan 177.000 pekerja yang terjadi pada periode Januari-Maret. Tingkat Pengangguran ILO naik menjadi 4,4%, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 4,3%. Data pasar tenaga kerja menunjukkan bahwa perusahaan kesulitan menanggung dampak kenaikan suku bunga Bank of England (BoE).

Sementara itu, pertumbuhan upah tetap stabil pada periode Februari-April. Pendapatan Rata-Rata Tidak Termasuk Bonus, yang merupakan ukuran inflasi upah, tumbuh sesuai dengan perkiraan dan rilis sebelumnya sebesar 6,0%. Selain itu, Penghasilan Rata-Rata Termasuk bonus tumbuh secara stabil sebesar 5,9%, direvisi naik dari 5,7% dan lebih tinggi dari perkiraan sebesar 5,7%. Pertumbuhan upah yang tinggi dapat menghambat langkah BoE untuk menurunkan suku bunga.