• Nilai tukar Poundsterling melemah terhadap Dolar AS meskipun dolar AS anjlok karena prospek pemangkasan suku bunga The Fed.
• Melambatnya permintaan tenaga kerja AS telah memicu ekspektasi pemotongan suku bunga besar-besaran oleh Fed.
• Ketegangan Timur Tengah meningkat setelah Iran meluncurkan puluhan rudal ke Israel.

Poundsterling (GBP) merosot hingga hampir 1,2770 terhadap Dolar AS (USD) pada sesi London hari Senin. Pasangan GBP/USD melemah karena penghindaran risiko meningkat akibat meningkatnya risiko Timur Tengah. Selain itu, Cable turun tajam meskipun USD anjlok. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, anjlok hingga mendekati 102,40, terendah sejak 11 Maret.

Dolar AS terpukul keras oleh spekulasi kuat bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada bulan September. Selain itu, para pedagang telah memperkirakan penurunan suku bunga lebih dari 100 basis poin (bps) tahun ini. Ekspektasi penurunan suku bunga besar-besaran oleh Fed didorong oleh kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang membaik dan aktivitas yang menurun di sektor manufaktur.

Laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk bulan Juli menunjukkan bahwa jumlah penggajian baru turun menjadi 114 ribu dari perkiraan 175 ribu dan angka bulan Juni sebesar 179 ribu. Tingkat Pengangguran melonjak menjadi 4,3% dari ekspektasi dan rilis sebelumnya sebesar 4,1%. Sementara itu, aktivitas di sektor manufaktur, yang diukur dengan Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur, berkontraksi lebih cepat menjadi 46,8 pada bulan Juli dari rilis sebelumnya sebesar 48,5. Serangkaian data ekonomi yang lemah menunjukkan bahwa ekonomi berjuang untuk menanggung konsekuensi dari suku bunga yang lebih tinggi, yang menunjukkan perlambatan di masa mendatang.