Note

Rupiah Dibuka Melemah, Tapi Ditutup Perkasa di Level Rp 16.160/US$

· Views 99
Rupiah Dibuka Melemah, Tapi Ditutup Perkasa di Level Rp 16.160/US$
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) disertai dengan besarnya arus dana asing ke pasar keuangan domestik dan potensi resesi di AS yang menjatuhkan indeks dolar AS.

 

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,12% di angka Rp16.160/US$ pada hari ini, Selasa (6/8/2024). Hal ini semakin memperpanjang tren apresiasi yang telah terjadi sejak 31 Juli 2024 atau lima hari beruntun.

Sementara DXY pada pukul 14:54 WIB naik 0,33% di angka 103,03. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 102,69.

Penguatan rupiah hari ini masih didominasi oleh aksi investor yang menjual dolar AS dan beralih ke instrumen mata uang lain, termasuk rupiah.

Hal ini tak lepas akibat potensi resesi AS yang didukung oleh rilis data pasar tenaga kerja di negeri Paman Sam yang melambat tajam dan beberapa data ekonomi AS yang cenderung mengecewakan.

Sebagai catatan, pekan lalu, negeri Paman Sam banyak mengeluarkan data penting seperti pengumuman suku bunga, pasar tenaga kerja yang meliputi klaim pengangguran, Non-Farm Payrolls (NFP) atau data pekerjaan tercatat di luar pertanian, sampai tingkat pengangguran.

Data pasar tenaga kerja mengalami perlambatan tajam. Dimulai dari klaim pengangguran naik signifikan ke 249.000, melampaui ekspektasi yang proyeksi hanya naik 1000 ke 236.000 klaim.

Sehari kemudian, kondisi pasar tenaga kerja yang melambat semakin dikonfirmasi dengan data pekerjaan tercatat di luar pertanian (non-farm payrolls/NFP) yang hanya bertambah 114.000, jauh dari estimasi pasar yang proyeksi adanya penambahan tenaga kerja 179.000 ke 175.000 pekerjaan. Tingkat pengangguran AS pada Juli 2024 juga melonjak ke 4,3% dari sebelumnya 4,1% pada Juni 2024.

Pelemahan DXY dan imbal hasil US Treasury membuat mata uang Emerging Markets menguat, termasuk Indonesia. Kondisi ini juga sejalan dengan melandainya imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN). Penguatan ini mencerminkan adanya aliran modal asing ke rupiah dan SBN.

Masuknya investor di SBN tercermin dari melandainya imbal hasil SBN tenor 10 tahun. Imbal hasil melandai ke 6,807% pada perdagangan kemarin, Senin (5/8/2024) atau terendah sejak pertengahan Mei 2024.

Ekonom BCA, Barra Kukuh Mamia menjelaskan kepada CNBC Indonesia bahwa rupiah masih ditopang oleh inflow sehingga menguat. Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 29 Juli-1 Agustus 2024 di mana investor asing tercatat beli neto Rp10,27 triliun terdiri dari beli neto Rp5,77 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,19 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan beli neto Rp2,31 triliun di saham.

Inflow sepekan tersebut merupakan yang tertinggi dalam lima pekan terakhir atau lebih dari sebulan. Inflow mendekati pekan terakhir Juni (Rp19,69 triliun).


Dicetak ulang dari cnbcindonesia, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.