• GBP/USD memulai minggu baru dengan catatan positif di tengah bias jual USD yang berlaku.
• Meningkatnya taruhan terhadap pemangkasan suku bunga Fed sebesar 50 bps dan sentimen pasar yang optimis melemahkan dolar.
• Para pelaku pasar mungkin menahan diri dari menempatkan taruhan agresif menjelang risiko peristiwa utama bank sentral.

Pasangan GBP/USD menarik beberapa aksi beli saat turun pada hari pertama minggu baru di tengah kondisi perdagangan yang relatif sepi akibat liburan di Tiongkok dan Jepang. Harga spot saat ini diperdagangkan di sekitar wilayah 1,3135-1,3140, naik lebih dari 0,10% untuk hari itu dan tetap mendekati level tertinggi satu minggu yang dicapai pada hari Jumat di tengah bias jual Dolar AS (USD) yang berlaku.

Indeks USD (DXY), yang melacak Greenback terhadap sekeranjang enam mata uang, merosot mendekati level terendah YTD yang ditetapkan pada bulan Agustus di tengah ekspektasi pelonggaran kebijakan yang lebih agresif oleh Federal Reserve (Fed). Faktanya, para pedagang memperkirakan peluang yang lebih besar bahwa bank sentral AS akan menurunkan biaya pinjaman sebesar 50 basis poin (bps) akhir minggu ini setelah data yang dirilis minggu lalu memberikan bukti lebih lanjut bahwa inflasi di AS mereda. Hal ini membuat imbal hasil obligasi Treasury AS tertekan mendekati level terendah 2024 dan bull USD dalam posisi defensif.

Selain itu, nada risiko yang umumnya positif semakin melemahkan status Greenback sebagai safe haven. Di sisi lain, Poundsterling Inggris (GBP) diuntungkan oleh ekspektasi bahwa Bank of England (BoE) akan melonggarkan kebijakan lebih sedikit daripada Fed selama tahun depan. Namun, pasar masih bertaruh pada pemangkasan suku bunga BoE lebih lanjut, terutama setelah data yang dirilis minggu lalu menunjukkan perlambatan pertumbuhan upah Inggris dan angka PDB yang datar untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Juli. Hal ini mungkin menahan para investor untuk tidak memasang taruhan agresif di sekitar pasangan GBP/USD.