Patahkan Penurunan Panjang, Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat
Patahkan Penurunan Panjang, Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat
Penulis : Grace El Dora
8 Okt 2024 | 15:36 WIB
BAGIKAN
Petugas menghitung mata uang Rupiah dan Dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Kamis (30/5/2024). (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
JAKARTA, investor.id – Mata uang rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), setelah sempat anjlok lebih dari sepekan. Pada Selasa (8/10/2024) sore, indeks rupiah tampak naik saat investor mempertimbangkan prospek suku bunga AS dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, sebut pengamat pasar uang Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi.
Pada perdagangan sore ini, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 32 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 35 poin ke level Rp 15.655, dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp 15.687,5 per dolar AS.
“Investor mempertimbangkan prospek suku bunga AS setelah laporan pekerjaan yang kuat minggu lalu memupuskan harapan untuk penurunan suku bunga yang besar, sementara meningkatnya ketegangan di Timur Tengah merusak sentimen risiko,” terang Ibrahim dalam catatan Selasa.
Ibrahim menilai para trader telah mengubah secara drastis ekspektasi pelonggaran moneter mereka dari The Federal Reserve (The Fed) tahun ini.
Advertisement
Baca Juga:
Prospek Asuransi Kerangka Kapal di RI Sangat Menjanjikan
Pasar tidak lagi sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga pada November 2024 dan memperkirakan peluang 86% untuk penurunan 25 basis poin (bps), menurut alat CME FedWatch. Hanya 50 bps pelonggaran yang diperkirakan pada Desember 2024, turun dari lebih dari 70 bps sepekan sebelumnya.
Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis Alberto Musalem mengatakan pada Senin (7/10/2024), ia mendukung lebih banyak penurunan suku bunga karena ekonomi bergerak maju di jalur yang sehat. Musalem mencatat, sudah sepantasnya bagi bank sentral AS itu untuk berhati-hati dan tidak berlebihan dalam pelonggaran moneter.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS alias US Treasury tenor 10 tahun acuan tetap berada di atas 4% pada jam perdagangan Asia. Sebelumnya, yield obligasi sempat menyentuh level tersebut pada Senin untuk pertama kalinya dalam dua bulan karena para trader mengurangi taruhan pada pemotongan suku bunga yang sangat besar.
“Fokus investor minggu ini adalah pada laporan inflasi yang akan dirilis pada Kamis (10/10/2024) serta risalah rapat The Fed September yang dijadwalkan akan dirilis pada Rabu (9/10/2024),” imbuhnya.
Baca Juga:
Beda dari RAPBN 2025, Begini Prediksi Rupiah dari BI
Sementara itu, pasar ekuitas China kembali dibuka dengan kuat setelah libur seminggu. Tetapi, menurut Ibrahim, pasar itu membatasi beberapa kenaikan karena optimisme seputar langkah-langkah stimulus sedikit goyah karena kurangnya rincian.
Pejabat China mengadakan pengarahan pada hari ini untuk menguraikan bagaimana mereka berencana menerapkan lebih banyak langkah stimulus.
Dilihat secara internal, Bank Dunia mengerek naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2024 dan 2025 yang masing-masing menjadi sebesar 5% dan 5,1%. Sebelumnya, dalam perkiraan Bank Dunia yang rilis pada April 2024, lembaga internasional tersebut memberikan estimasi ekonomi Indonesia di angka 4,9% pada 2024 dan 5% pada 2025.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.