Wall Street Loncat, Dow Jones dan S&P 500 Tembus Rekor Tertinggi
Wall Street Loncat, Dow Jones dan S&P 500 Tembus Rekor Tertinggi
Penulis : Indah Handayani
12 Okt 2024 | 06:00 WIB
NEW YORK, investor.id – Indeks-indeks Wall Street meloncat pada Jumat (11/10/2024), setelah sebelumnya Tergelincir. Bahkan, S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) dan menutup pekan dengan keuntungan signifikan. Kenaikan itu dipimpin oleh kinerja positif sektor perbankan yang memberikan awal cerah untuk musim laporan keuangan kuartal ketiga.
Dikutip dari CNBC internasional, S&P 500 melesat 0,61% dan ditutup di 5.815,03 dan Dow Jones melonjak 409,74 poin (0,97%) berakhir di 42.863,86. Kedua indeks mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Nasdaq Composite juga menguat 0,33% dan berakhir di 18.342,94, hanya kurang dari 2% dari level tertingginya.
“Kita sedang melihat pelebaran pasar yang cukup signifikan hari ini, dan ini merupakan sinyal positif,” kata Craig Sterling, Kepala Riset Ekuitas AS di Amundi US.
Pekan ini, ketiga indeks utama mencatat kenaikan untuk lima minggu berturut-turut. S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 1,1%, sementara Dow Jones mencatat kenaikan 1,2%.
Awal yang kuat untuk musim laporan keuangan kuartal ketiga menjadi dorongan bagi saham. JPMorgan Chase melonjak 4,4% setelah melampaui ekspektasi laba dan pendapatan, sementara Wells Fargo naik 5,6% dengan laporan laba yang lebih tinggi dari perkiraan. Investor mengabaikan penurunan pendapatan bersih bunga sebesar 11%.
“Pendapatan bersih bunga dulunya menjadi tolak ukur utama apakah bank berkinerja baik atau tidak. Namun sekarang, investor menyadari bahwa bank akan tetap menghasilkan uang, baik di masa baik maupun buruk,” kata Kim Forrest, Kepala Investasi di Bokeh Capital Partners.
Sektor Perbankan
Sektor perbankan sering dianggap sebagai barometer kesehatan ekonomi, memberikan panduan bagi sisa musim laporan keuangan. Meski begitu, Forrest mencatat bahwa kurangnya panduan ke depan sering kali mempengaruhi pergerakan saham pasca laporan.
Saham juga mendapat dorongan dari data yang meredakan kekhawatiran tentang inflasi Amerika Serikat (AS) yang tidak mendingin dengan cukup cepat. Data terbaru menunjukkan Indeks Harga Produsen (PPI) untuk September lebih rendah dari perkiraan, sementara Indeks Harga Konsumen (CPI) naik sedikit lebih tinggi dari ekspektasi.
Data-data tersebut mengindikasikan The Fed mungkin mampu mencapai ‘soft landing’ dan mendekati target inflasi 2%, yang diprediksi ekonom Goldman Sachs dapat segera terlihat dalam data inflasi September mendatang.
“Secara keseluruhan, angka-angka ini semakin kurang berdampak karena inflasi mulai moderat. The Fed masih mungkin menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam dua pertemuan mendatang,” ujar David Russell, Kepala Strategi Pasar Global di TradeStation.
Perdagangan di pasar berjangka The Fed menunjukkan kemungkinan hampir 90% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin pada bulan November, menurut CME FedWatch Tool. Pembuat kebijakan bank sentral akan terus memantau data tambahan untuk menentukan arah kebijakan suku bunga.
Di sisi lain, saham Tesla anjlok 8,8% setelah acara robotaxi yang mengecewakan.
Editor: Indah Handayani ([email protected])
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.