• Harga emas kehilangan momentum ke sekitar $2.650 di sesi Asia awal hari Senin.
• Data ekonomi Tiongkok yang lemah melemahkan harga Emas.
• Laporan PPI AS dan risiko geopolitik Timur Tengah dapat mendukung logam kuning.

Harga emas (XAU/USD) bergerak turun ke $2.650, mengakhiri kenaikan dua hari berturut-turut selama sesi Asia awal hari Senin. Data ekonomi Tiongkok yang suram dan Greenback yang menguat membebani logam mulia. Meskipun demikian, prospek penurunan suku bunga lebih lanjut tahun ini dan permintaan safe haven mungkin membatasi penurunannya.

Tekanan deflasi di Tiongkok meningkat pada bulan September. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) secara tak terduga menurun pada bulan September, sementara Indeks Harga Produsen (IHP) turun lebih dari yang diharapkan selama periode yang sama, yang menyoroti perlunya lebih banyak langkah stimulus. Tekanan deflasi yang terus-menerus di Tiongkok kemungkinan akan memberikan tekanan jual pada logam kuning, karena Tiongkok adalah konsumen Emas terbesar di dunia.

Indeks Harga Produsen (PPI) AS tidak berubah pada bulan September, yang menunjukkan prospek inflasi yang masih menguntungkan dan mendukung taruhan pemotongan suku bunga Federal Reserve (Fed) pada bulan November. "Angka PPI cenderung menguntungkan bagi para investor logam mulia dan menunjukkan bahwa Fed tetap berada di jalur yang tepat untuk pemotongan suku bunga seperempat poin tahun ini," kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.