- Emas merosot karena upaya stimulus China gagal meredakan tekanan deflasi.
- Komentar Presiden Fed Minneapolis Kashkari mengenai pemangkasan suku bunga sederhana dan pasar tenaga kerja yang kuat semakin mendukung Greenback.
- Ketegangan geopolitik, termasuk tanggapan Israel terhadap Hizbullah dan Iran, terus memengaruhi harga Emas Batangan, dengan para pedagang mengamati data ekonomi AS akhir minggu ini.
Harga emas kembali turun setelah mencapai level tertinggi harian $2.666 pada hari Senin karena stimulus Tiongkok gagal memberikan kelegaan bagi pasar keuangan dan Greenback melanjutkan kenaikannya. XAU/USD diperdagangkan pada $2.650, turun sekitar 0,26% pada saat penulisan.
Selama akhir pekan, data mengungkapkan bahwa ekonomi Tiongkok menghadapi tekanan deflasi yang mengancam akan menggagalkan pencapaian target Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5%. Terkait hal ini, Menteri Keuangan Tiongkok Lan Foan mengumumkan bahwa pemerintah akan terus memberikan stimulus, mendukung pasar properti, dan menambah modal bank negara untuk mendorong perekonomian.
Sementara itu, pasar obligasi AS masih tutup untuk memperingati Hari Columbus, namun harga emas batangan merosot karena menguatnya dolar.
Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap keranjang enam mata uang, naik tipis 0,38% menjadi 103,30, level tertinggi sejak awal Agustus 2024.
Sebelumnya, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengungkapkan bahwa ia mengharapkan "penurunan lebih lanjut dalam suku bunga kebijakan kami." Ia menambahkan bahwa data pekerjaan terkini menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat dan bahwa perekonomian akhirnya membawa inflasi kembali ke 2%.
Hot
No comment on record. Start new comment.