Tentu saja, pemilu AS dan kemungkinan meningkatnya tarif tinggi AS tidak hanya memengaruhi mata uang G10. Pasar negara berkembang juga cenderung menderita akibat kebijakan perdagangan AS, terutama Meksiko. Meskipun demikian, reaksi awal mata uang Amerika Latin terhadap hasil pemilu tersebut agak mengejutkan. Meskipun peso terdepresiasi pada malam pemilu, pelemahan itu tidak berlangsung lama. Bahkan, peso berakhir lebih tinggi pada hari Rabu, catat analis valas Commerzbank Michael Pfister.

USD/MXN menargetkan level menuju 21

"Saat itu, saya pikir ini adalah reaksi yang sangat mengejutkan dan alasan yang diberikan oleh beberapa analis, seperti aksi ambil untung, tampaknya tidak terlalu meyakinkan. Sejak saat itu, gambarannya telah berubah secara signifikan, dengan peso kembali terdepresiasi tajam dan USD/MXN menargetkan level mendekati 21, yang berada di atas perkiraan terbaru kami. Meskipun ada perkembangan ini, kami masih percaya bahwa risiko untuk USD/MXN adalah ke arah kenaikan."

“Selain alasan khusus Meksiko, risiko yang terkait dengan pemerintahan Trump yang baru jelas mendukung pandangan ini. Kami melihat peso sebagai salah satu pihak yang paling dirugikan dari pemilihan ini. Ini karena Meksiko mengekspor hampir semua barangnya ke AS. Jika Trump menindaklanjuti kebijakan perdagangannya, Meksiko kemungkinan akan menjadi salah satu pihak yang paling dirugikan, bahkan lebih besar daripada kawasan euro dan negara-negara Eropa lainnya. Ini karena negara-negara ini jauh lebih terdiversifikasi dalam hal arus perdagangan mereka. Singkatnya, bulan-bulan mendatang tidak mungkin membawa banyak perkembangan positif bagi peso.”