• EUR/JPY turun ke level terendah sejak Oktober sebagai reaksi terhadap IHK Jepang yang lebih kuat pada hari Jumat.
• Hidupnya kembali taruhan kenaikan suku bunga BoJ pada bulan Desember dan ketegangan geopolitik menguntungkan mata uang safe-haven JPY.
• Ekspektasi pemotongan suku bunga yang lebih agresif oleh ECB melemahkan Euro dan pasangan mata uang tersebut.

Pasangan EUR/JPY menarik beberapa aksi jual lanjutan untuk hari kedua berturut-turut dan turun ke level terendah sejak 4 Oktober selama sesi Asia pada hari Jumat, meskipun berhasil bangkit kembali beberapa pip setelahnya. Harga spot saat ini diperdagangkan di sekitar wilayah 161,65-161,70, masih turun untuk hari kedua berturut-turut di tengah menguatnya Yen Jepang (JPY).

Gubernur Bank Jepang Kazuo Ueda mengatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral akan mempertimbangkan secara serius dampak pergerakan nilai tukar mata uang asing baru-baru ini terhadap prospek ekonomi dan harga. Selain itu, data yang dirilis hari Jumat ini menunjukkan bahwa ketiga ukuran Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jepang tetap berada di atas target BoJ sebesar 2%. Hal ini membuka peluang bagi BoJ untuk menaikkan suku bunga lagi pada bulan Desember, yang, bersama dengan ketegangan geopolitik yang berasal dari perang Rusia-Ukraina yang memburuk, ternyata menjadi faktor utama yang menopang mata uang safe haven JPY.

Di sisi lain, mata uang bersama terus mengalami kinerja yang relatif buruk menyusul spekulasi akan pemangkasan suku bunga yang lebih agresif oleh Bank Sentral Eropa (ECB) di tengah prospek ekonomi Zona Euro yang suram. Bahkan, ECB diperkirakan akan kembali memangkas Suku Bunga Fasilitas Simpanan sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan Desember dan menurunkan suku bunga secara kumulatif sebesar 100 bps pada tahun 2025. Selain itu, kekhawatiran bahwa tarif yang diberlakukan Presiden terpilih AS Donald Trump dapat berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut semakin melemahkan Euro dan memberikan tekanan pada pasangan EUR/JPY.