• Dolar Selandia Baru menguat setelah RBNZ memangkas Suku Bunga Tunai Resmi sebesar 50 basis poin pada bulan November.
• NZD yang sensitif terhadap risiko menghadapi tantangan menyusul pengumuman Donald Trump mengenai rencana menaikkan tarif impor pada barang-barang China.
• USD melemah karena optimisme pasar obligasi menyusul keputusan Presiden terpilih Donald Trump untuk mencalonkan manajer dana Scott Bessent.

Dolar Selandia Baru (NZD) mengakhiri penurunan lima hari berturut-turut terhadap Dolar AS (USD) menyusul keputusan suku bunga Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) pada hari Rabu. Bank sentral mengumumkan pemangkasan lebih lanjut terhadap Suku Bunga Tunai Resmi (OCR), menurunkannya sebesar 50 basis poin (bps) dari 4,75% menjadi 4,25% pada bulan November.

RBNZ membenarkan pemangkasan suku bunga ini dengan mengutip prospek ekonomi yang suram dan penurunan inflasi, yang kini telah kembali ke kisaran target bank sentral sebesar 1% hingga 3%. Awal tahun ini, bank sentral memangkas OCR sebesar 25 bps pada bulan Agustus dan diikuti dengan pemangkasan sebesar 50 bps pada bulan Oktober.

NZD menghadapi tantangan karena sentimen pasar yang melemah, yang sebagian besar didorong oleh pengumuman Presiden terpilih Donald Trump tentang kenaikan tarif sebesar 10% untuk semua barang China yang masuk ke Amerika Serikat (AS), serta tarif sebesar 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada. Karena China merupakan mitra dagang yang signifikan bagi Selandia Baru, setiap gangguan ekonomi di China berdampak langsung pada ekonomi Selandia Baru.