Suara.com - Bisnis keluarga merupakan fenomena yang menarik dalam dunia bisnis. Lebih dari 95 persen bisnis di Indonesia merupakan perusahaan yang dimiliki maupun dikendalikan oleh keluarga.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan bisnis keluarga telah memberi sumbangsih besar, bahkan di saat krisis ekonomi bisnis keluarga terus menunjukkan eksistensinya sebagai penopang sekaligus modal kekuatan dalam pemulihan ekonomi nasional.
Praktek filantropi bisnis keluarga merupakan satu bentuk tata kelola perusahaan yang telah bertahan dan sukses selama ribuan tahun, serta telah dilaksanakan jauh sebelum konsep pemberdayaan pemangku kepentingan menjadi populer saat ini.
Memahami besarnya kontribusi bisnis keluarga, Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya dan Nagoya University of Commerce and Business (NUCB) sepakat untuk menguatkan peran bisnis keluarga pada kemajuan Negara.
Baca Juga: Bisnis Tanaman Hias, Ini 5 Tips Agar Cuan Berlipat
Kesepakatan ini diwujudkan melalui forum ilmiah internasional bertajuk “The 3rd Family Business Academic Conference and Doctoral Colloquium 2022” sebagai wadah untuk menghadirkan para akademisi dan praktisi di bidang bisnis dan ekonomi.
Di forum yang digelar pada 2-3 November 2022, mereka berdiskusi, berbagi hasil penelitian seputar masalah bisnis dan ekonomi terkait wawasan seputar bisnis keluarga, serta bagaimana solusi untuk tetap eksis menjalankan bisnis tersebut.
Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak, Rektor Universitas Prasetiya Mulya menyebutkan bahwa The 3rd Family Business Academic Conference and Doctoral Colloquium 2022 ini dihadirkan sebagai bentuk kontribusi Universitas Prasetiya Mulya terhadap pengembangan entrepreneurship di Indonesia, termasuk family business.
"Ada banyak tantangan di dunia bisnis dan family business memegang peran penting bagi perekonomian negara bahkan pada level global. Karena itu, kami berupaya memberi pengetahuan sekaligus menyalurkan nilai-nilai dan hal-hal mendasar mengenai bisnis keluarga melalui edukasi perencanaan dan wawasan terkini, baik dari sudut pandang global maupun lokal kepada para pemangku kepentingan," terangnya.
Lebih jauh lagi, sambung Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak, institusinya ingin pula dapat memberikan nilai dan fundamental dari bisnis keluarga, serta memfasilitasi para akademisi dan praktisi untuk melakukan kegiatan networking selama kegiatan berlangsung.
Baca Juga: Bisnis Sewa Pacar Ternyata Ada, Segini Tarif dan Aturan Mainnya
Prof. Kenji Yokoyama, Ph.D., Dekan dari NUBC Business School Jepang yang membuka forum bisnis tersebut menjelaskan garis besar materi seputar Family Business Study sekaligus memaparkan bagaimana keunggulan dan kelemahan serta tantangan dan kompleksitas dari model bisnis ini.
Hot
No comment on record. Start new comment.