Jakarta, IDN Times - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara soal potensi harga Pertalite turun di bawah Rp10 ribu. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan harga Pertalite bisa turun jika harga minyak mentah dunia turun ke kisaran 65 dolar AS per barel.
Adapun harga Pertalite hari ini masih bertahan di level Rp10 ribu per liter sejak 3 September 2022 lalu.
"Kalau dugaan kami ya antara dari 65 dolar AS kita harus berhitung, sudah harus berhitung bahwa ini memang sebetulnya harus diturunkan gitu ya. Kita lihat harga minyak sudah 65 dolar AS," ucap Tutuka di kantor BPH Migas, Jakarta, Senin (10/4/2023).
Baca Juga: Harga Pertamax cs Berpotensi Naik Imbas OPEC Pangkas Produksi Minyak
1. Harga minyak mentah dunia belum sentuh 65 dolar AS per barel
Meski begitu, Tutuka mengatakan untuk saat ini pemerintah belum bisa memperhitungkan penurunan harga Pertalite, karena harga minyak mentah masih di atas 70 dolar AS per barel.
"Kalau belum (di kisaran 65 dolar AS per barel) itu kayaknya sih belum (turun)," kata Tutuka.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melonjak Usai OPEC+ Pangkas Produksi
2. Harga minyak dunia kembali naik di atas 80 dolar AS per barel
Editor’s picks
- Granddad Jack's, Bisnis Craft Distillery Bermodalkan Warisan Inspirasi
- Megaproyek Kimia China-Arab Saudi Dimulai, Nilai Investasi US$12 M!
- Deretan Gurita Bisnis Hartono Bersaudara, Gak hanya Rokok!
Tutuka mengatakan, harga minyak mentah dunia saat ini justru kembali mengalami kenaikan, menjadi di atas 80 dolar AS per barel. Berdasarkan situs Bloomberg, harga minyak mentah Brent saat ini ditransaksikan di level 85,22 dolar AS per barel.
"Sekarang naik lagi harga minyak, 80 dolar AS lebih. Masih lebih, kalau sudah 70-65 dolar AS (baru) kita hitung kan," ujar Tutuka.
Baca Juga: Waspada Subsidi BBM Membengkak Imbas OPEC Pangkas Produksi Minyak
3. Harga ICP masih di atas 70 dolar AS per barel
Berdasarkan situs resmi Kementerian ESDM, harga minyak mentah Indonesia alias ICP per bulan Maret 2023 masih di level 74,59 dolar AS per barel.
Meski begitu, harga tersebut mengalami penurunan sebesar 4,89 dolar AS per barel dibandingkan Februari 2023.
Adapun penurunan harga ICP pada Maret dipengaruhi oleh penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional.
Berdasarkan laporan Executive Summary Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, penurunan itu disebabkan adanya penurunan konsumsi minyak mentah.
Hal itu disebabkan oleh adanya kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi global khususnya di kawasan Eropa dan AS yang disebabkan oleh penutupan Silicon Valley Bank pada 10 Maret 2023 yang merupakan kegagalan sistem perbankan terbesar di AS yang disebabkan, antara lain penarikan dana besar-besaran oleh nasabah, meningkatkan ketidakpastian terkait inflasi, suku bunga dan aktifitas ekonomi di masa depan yang berdampak besar pada konsumsi minyak dan investasi global.
“Selain itu, kekhawatiran para pelaku pasar seiring inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, meningkatkan kekhawatiran akan kenaikan suku bunga, penguatan nilai tukar Dolar dan perlambatan aktifitas ekonomi, serta berujung pada turunnya permintaan minyak mentah,” tulis laporan tersebut.
Hot
No comment on record. Start new comment.