Kondisi Citarum Membaik, Pemda Karawang-Industri Gagas Forum Tata Kelola Air Berkelanjutan

KARAWANG, KOMPAS.com - Keadaan Sungai Citarum yang dulu pernah dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia kini membaik berkat program Citarum Harum, usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan menanganinya dengan membentuk satuan tugas (satgas).
Seiring membaiknya Citarum, pemerintah daerah Karawang dan perusahaan industri kini mulai memikirkan untuk mewujudkan tata kelola air berkelanjutan di Karawang dengan membentuk forum khusus.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Resmiani melalui telekonferensi pada acara Sharing Season Stakeholder Forum menuju Tata Kelola Air berkelanjutan yang diselenggarakan SUN dan PT HM Sampoerna baru-baru ini.
"Saat ini (Citarum) sudah lebih baik. Mungkin juga industri sudah lebih taat," kata Resmiani, dalam pidatonya.
Baca juga: RI Dapat Rp 1,4 Triliun dari Bank Dunia untuk Citarum, Ini Peruntukannya
Meski demikian, ia menilai perlu ada peningkatan kualitas tata kelola air yang melibatkan semua stakeholder, mulai dari pemerintah hingga industri. Termasuk mengurangi beban pencemaran.
Ia juga menyebut terbakarnya TPA Sarimukti membuat sejumlah warga kembali membuang sampah di sungai.
"Penyumbang terbesar adanya pencemaran sungai adalah perilaku manusia, dan kemudian juga industri. Namun saya yakin industri juga sudah lebih taat," kata Resmiani.
Karena itu, Resmiani pun mengapresiasi program yang diinisiasi PT HM Sampoerna untuk mewujudkan tata kelola air berkelanjutan.
Baca juga: Menyoal Keberlanjutan Citarum Harum
Kerja sama banyak pihak untuk wujudkan tata kelola air berkelanjutan
Sub Koordinasi Pengendalian Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang Desire Ariyanti pun sepakat soal pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Oleh sebab itu butuh forum berbagai stakeholder untuk mewujudkannya.
"Tak bisa hanya berbicara soal hilir jika berbicara tata kelola air berkelanjutkan. Sebab harus dilakukan secara sustainable dari hulu ke hilir," kata Desi.
Reprinted from Kompas,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.