"Kami merasa prospek pasar saham masih cukup baik pada tahun depan, dengan asumsi ada penurunan suku bunga secara agresif oleh bank sentral, The Fed dan Bank Indonesia," kata Rully kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ia menuturkan salah satu yang harus diwaspadai adalah potensi volatilitas yang cukup besar apabila ternyata penurunan suku bunga tidak sebesar yang diharapkan. "Investor ritel harus cermat melihat kondisi fundamental perusahaan, dan don’t fight foreign flows," ujarnya.
Baca juga: IHSG menguat jelang keputusan suku bunga Federal Reserve
Selain prospek pasar saham yang diperkirakan cukup baik tahun depan, Rully memproyeksikan pasar obligasi juga cukup baik, dengan ekspektasi penurunan suku bunga.
Di sisi lain, pihaknya memandang berdasarkan data historis dari 20 tahun terakhir, terlihat pertumbuhan ekonomi lebih banyak terpengaruh oleh kondisi ekonomi global.
Pihaknya cukup optimis bahwa situasi politik domestik akan tetap kondusif selama pemilihan umum tahun depan. Namun, pemilihan umum tidak akan memiliki dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi.
Di lain sisi, ada peluang besar untuk percepatan pertumbuhan dalam beberapa tahun berikutnya, dengan syarat bahwa pemerintahan baru akan menerapkan berbagai kebijakan untuk mempercepat pertumbuhan dan menjaga stabilitas politik secara bersamaan.
Baca juga: Analis : Pemilu satu putaran lebih baik bagi pasar saham Indonesia
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (29/11), memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada semester II-2024.
Penurunan inflasi di beberapa negara maju, termasuk AS, masih berjalan lambat pada tahun depan, meski pengetatan kebijakan moneter telah terjadi sangat agresif.
Sementara itu Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan (BI-7 Days Reverse Repo Rate/BI7DDR) pada 2024, karena kondisi global masih bergejolak dan ketidakpastian masih tinggi.
Saat ini bunga acuan bank sentral berada di level 6 persen, setelah dinaikkan pada Oktober 2023 untuk menjaga rupiah yang sempat mengalami tekanan.
Baca juga: OJK catat IHSG menguat 4,87 persen sepanjang November 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan laba bersih dapat mencapai senilai Rp259,44 miliar pada 2024, dengan laba sebelum pajak ditargetkan senilai Rp316,44 miliar.
"Total pendapatan usaha yang akan diperoleh BEI sebesar Rp153,38 miliar atau naik 11,86 persen menjadi Rp1,45 triliun di tahun 2024 ," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis (26/10).
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2023
Hot
No comment on record. Start new comment.