Note

Sederet Kambing Hitam yang Bikin IHSG Turun Nyaris 2 Persen

· Views 71
Sederet Kambing Hitam yang Bikin IHSG Turun Nyaris 2 Persen
Sederet Kambing Hitam yang Bikin IHSG Turun Nyaris 2 Persen. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam dalam perdagangan Senin (1/4/2024) seiring sejumlah faktor eksternal yang membayangi, termasuk penguatan dolar Amerika Serikat (AS).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.56 WIB, IHSG melorot 1,80 persen secara harian, menembus ke bawah level 7.200, tepatnya ke 7.159,33.

Baca Juga:
Sederet Kambing Hitam yang Bikin IHSG Turun Nyaris 2 Persen Deretan Saham Pemberat saat IHSG Turun Lebih dari 1 Persen

Hanya sebanyak 144 saham yang menghijau, sedangkan 490 saham memerah. Sisanya, 150 saham stagnan.

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp8,00 triliun dan volume perdagangan 11,73 miliar saham.

Baca Juga:
Sederet Kambing Hitam yang Bikin IHSG Turun Nyaris 2 Persen Harga Emas Rekor Lagi, Intip Gerak Saham MDKA hingga BRMS

Saham bank swasta terbesar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 2,48 persen ke Rp.9850 per saham.

Tidak hanya bank yang notabene emiten dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar tersebut yang memerah. Saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga terdepresiasi, yakni sebesar 3,31 persen.

Baca Juga:
Sederet Kambing Hitam yang Bikin IHSG Turun Nyaris 2 Persen Balik Rugi Jadi Laba, Saham GJTL Lo Kheng Hong Terbang & Bentuk Gap Up

Dua saham bank pelat merah lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga sama-sama terkoreksi signifikan, masing-masing minus 5,52 persen dan 5,51 persen.

Selain saham-saham big cap perbankan, penurunan tajam saham-saham big cap lainnya juga turut membebani IHSG.

Sebut saja, BRIS yang jatuh 6,64 persen, PANI yang melemah 3,59 persen, ICBP minus 4,31 persen, GOTO yang turun 2,90 persen.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menjelaskan, penurunan saham bank kakap tersebut seiring sentimen pembagian dividen yang mereda saat ini.

“Di sisi lain, sentimen dovish dari The Fed mulai mereda sehingga rupiah terdepresiasi ke level Rp15.900-an per USD,” ujar Nafan kepada IDXChannel, Senin (1/4).

Di samping itu, Nafan juga menyebut, rilis data inflasi turut menjadi salah satu penggerak pasar pada hari ini.

“Kenaikan inflasi begitu tinggi sering menghadapi momen lebaran. Kenaikan inflasi di atas ekspektasi, akan mendekati range yang ditetapkan BI [Bank Indonesia],” kata Nafan.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi Maret 2024 sebesar 0,52% secara bulanan (month to month/mtm). Kenaikan ini dipicu peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 106,13 pada Maret 2024.

Sementara itu, inflasi tahunan atau secara year on year (yoy) sebesar 3,05%.

"Secara tahun kalender year to date (ytd) terjadi inflasi 0,93%," ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS di Jakarta, Senin (1/4/2024).

Menurut dia, tingkat inflasi pada Maret 2024 yang bertepatan dengan momen Ramadan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu.

Sementara, pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, banyak faktor yang bisa dikaitkan dengan penurunan IHSG.

Michael pun menyebut sejumlah penyebab, mulai dari rupiah yang berpotensi menembus Rp16.000 per USD, respons negatif atas aturan Papan Pemantauan Khusus (PPK) bursa dengan skema full call action (FCA), hingga pemulihan pasar saham China.

“Harus diingat bahwa kenaikan indeks kita [selama ini] terjadi karena ada capital outflow di China yang masuk ke Indonesia. Pulihnya data PMI di China membuat banyak investor mulai berpaling untuk kembali ke bursa China. [Ini] bisa dilihat [seiring] terjadi anomali di saat bursa IHSG terkoreksi hampir 2%, Shanghai justru +1,2%,” beber Michael kepada IDXChannel.com.

Sosok yang kerap memberikan edukasi pasar saham via akun media sosialnya tersebut menambahkan, dirinya memproyeksi, dalam jangka waktu menengah, pemulihan pasar China yang bertahan lama akan memberikan peluang untuk sektor komoditas RI yang sudah terkoreksi cukup besar selama ini.

Lebih lanjut, saham bank raksasa yang terkena dampak aliran keluar dana asing atawa capital outflow, demikian jelas Michael, masih menarik untuk diperhatikan dan dilakukan pembelian bertahap.

Michael juga menyebut soal nilai transaksi di bursa yang cenderung seret seiring akan memasuki momen Hari Raya Idul Fitri atau lebaran.

“Untuk momen lebaran, [dengan] likuiditas bursa yang semakin kecil, sepertinya tidak bijak untuk diperhitungkan secara seasonal [musiman],” imbuhnya.

Dari perspektif lainnya, Founder WH Project William Hartanto menjelaskan, penurunan IHSG pada Senin ini berkaitan dengan siklus tahunan.

“Salah satu yang saya khawatirkan dari awal Maret itu. [Ini] karena biasanya tiap tahun IHSG memang mencapai puncak di Maret-April, lalu mulai melemah,” jelas William saat dihubungi IDXChannel.com, Senin (1/4). (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.