Hartono Bersaudara Beli Como 1907, Bukti Bisnis Sepak Bola Italia Masih Menggiurkan
IDXChannel - Ekspansi Hartono bersaudara membeli klub sepak bola Italia Como 1907 bisa dibilang telah berbuah manis.
Bagaimana tidak, klub ini akhirnya akan promosi di liga Serie A Italia musim depan setelah mengamankan hasil imbang 1-1 melawan Cosenza Calcio dalam pertandingan terakhir Serie B di Stadion Giuseppe Sinigaglia pada Jumat (10/5/2024).
Como 1907 merupakan klub sepak bola Italia yang kini dimiliki oleh duo Djarum bersaudara, Budi dan Bambang Hartono.
Mereka adalah kakak beradik dan keluarga terkaya di Indonesia yang membeli Como 1907 melalui perusahaannya, SENT Entertainment, pada 2019 saat klub tersebut masih berlaga di Serie D.
Akuisisi Como 1907 yang dilakukan keluarga Hartono mengejutkan banyak pihak sekaligus di luar dugaan. Bahkan, media besar pun mengabaikan berita mengejutkan ini.
Bisa dibilang, keluarga Hartono mengakuisisi Como 1907 dengan harga murah. Mereka membeli klub sepak bola tersebut seharga 850.000 euro atau sekitar Rp5 miliar pada 4 April 2019. Selain itu, mereka langsung melunasi utang klub sebesar 150.000 euro setelah akuisisi.
Setelah itu, keluarga Hartono menunjuk Michael Gandler untuk menangani bisnis dan kegiatan lainnya di Como 1907.
Tak hanya Hartono Bersaudara, banyak para miliarder dan pengusaha yang cukup tertarik dengan bisnis klub sepak bola. Seberapa menggiurkan?
Bisnis Menggiurkan Klub Sepak Bola
Klub sepak bola telah berevolusi dari sekadar sumber hiburan menjadi peluang investasi yang menarik bagi individu dan bisnis.
Pasar sepak bola global bernilai miliaran dolar, menjadikannya pilihan yang menguntungkan bagi investor.
Sebagai contoh, kisah City Group membeli Manchester City pada 2008. City Group adalah konglomerat investasi yang berbasis di Uni Emirat Arab. Kelompok ini dikendalikan oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, Perdana Menteri Uni Emirat Arab.
Sejak dikelola oleh Sheikh Mansour, klub tersebut mengalami perkembangan pesat. City telah memenangkan beberapa kali gelar Liga Premier, Piala FA, dan Liga Champions.
Ada juga keluarga Glazer yang menyelesaikan pengambilalihan rival City, Manchester United, dengan nilai hampir USD1 miliar termasuk utang.
Melansir Bloomberg News, lima liga domestik top Eropa untuk mengungkap bagaimana kepemilikan 98 klub telah berubah sejak 2005.
Ini menunjukkan bahwa olahraga paling populer di dunia ini telah berubah dari sekadar hobi yang mahal bagi para petinggi lokal menjadi permainan yang cukup menguntungkan.
Masih melansir Bloomberg News, liga Utama Inggris dan Ligue 1 Prancis merupakan liga dengan aktivitas investasi terbanyak di antara liga-liga besar yang diminati para taipan kelas dunia.
Sementara Bundesliga Jerman, La Liga Spanyol, dan Serie A Italia, mencatat transaksi paling sedikit.
Sepak bola adalah sebuah prosesi di mana orang-orang kaya menyaksikan orang-orang yang lebih kaya datang dan menginvestasikan lebih banyak uang mereka untuk klub.
Dein seorang trader gula membeli 16,6 persen saham Arsenal pada 1983 seharga 292.000 poundsterling (USD364.000). Aksi ini berbuah manis saat saham Dein naik pada tahun-tahun berikutnya, hingga pada 2007 ia menjual sisa 14,58 persen saham Arsenal miliknya kepada oligarki Rusia Alisher Usmanov dengan harga 75 juta poundsterling.
Usmanov bergabung dengan sesama miliarder Rusia Abramovich, yang membeli Chelsea pada 2003 seharga 140 juta poundsterling di Liga Premier.
Abramovich menghabiskan lebih dari USD1 miliar untuk membeli pemain dan memenangkan 21 trofi sebagai pemilik Chelsea.
Dia terpaksa menjual klub tersebut setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 kepada ekelompok investor yang berbasis di Amerika Serikat dan membelinya dengan harga sekitar 2,5 miliar poundsterling.
Pemilik Newcastle United John Hall, putra seorang penambang yang menghasilkan uang terutama dari pengembangan real estate, juga menjual klub tersebut kepada taipan ritel Mike Ashley beberapa tahun setelah Abramovich membeli Chelsea.
Tak hanya Hartono Bersaudara, pengusaha Indonesia lainnya, yang saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir juga membeli klub sepak bola Italia, Inter Milan dan mengeluarkan USD480 juta pada 2013.
ET, sapaan akrabnya, mengakuisisi saham mayoritas Massimo Moratti. Namun sayang, tim yang pernah menjadi Treble Winners ini tidak banyak bersinar masa itu.
Inter Milan harus berpuas diri mencapai posisi 4 pada klasmen Serie A di masa kepemimpinan ET.
Setelah tiga tahun, ET akhirnya melepaskan sahamnya ke Suning Grup. Kemudian Erick tidak lagi menjadi pemilik utama klub itu setelah menjual sahamnya sebanyak 39 persen pada 2016 lalu.
Namun, memiliki klub sepak bola bisa menjadi proses yang rumit karena sejumlah faktor yang terlibat.
Ada banyak pemangku kepentingan, seperti pemain, pelatih, penggemar, dan sponsor, yang semuanya memiliki kepentingan berbeda. Mengelola sumber daya, seperti transfer pemain, gaji, dan pemeliharaan stadion, juga merupakan hal yang rumit.
Selain itu, kejadian tak terduga seperti cedera, performa buruk, dan nasib buruk dapat berdampak signifikan pada kesuksesan klub.
(YNA)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.