Rabu Pagi IHSG Dibuka ke Level 7.083, Market Cap Tembus Rp 12 Ribu Triliun
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pagi ini berada di level 7.083. Indeks kemudian bergerak naik 20 poin atau 0,29% ke level 7.104,11.
Mengutip data RTI, Rabu (15/5/2024), IHSG bergerak pada level tertingginya di level 7.116,18 dan terendah di 7.082,11. Volume saham mencapai 1 miliar, dengan turnover Rp 745 miliar dengan frekuensi 58 ribu kali.
Sebanyak 162 saham bergerak naik, 121 saham bergerak turun dan 207 saham belum bergerak. Market Cap tercatat Rp 12.029 triliun.
Mengutip hasil riset Mega Capital Sekuritas, di bursa domestik. IHSG pada perdagangan Selasa, 14 Mei 2024 kembali melemah, yaitu sebesar 0.22% ke level 7.083. Pelemahan IHSG disebabkan pelaku pasar yang menantikan data inflasi AS dan pelemahan signifikan pada sektor industri serta teknologi.
Meskipun dari dalam negeri ada rilis data positif dari penjualan ritel yang naik ke level tertinggi sejak Maret 2022, namun sentimen negatif lebih dominan. Adapun pelemahan sektor industri disebabkan oleh pelemahan harga saham ASII hampir 10% akibat ex date dan rilis data penjualan mobil yang tersungkur baik secara nasional maupun penjualan ASII.
Sebaliknya, sektor defensif seperti konsumen primer dan kesehatan masih mampu menguat masing-masing 0.73% dan 0.51%.
Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 769 miliar dan secara YTD, total net sell sudah mencapai Rp 523 miliar.
Secara harian, 5 saham yang paling banyak dijual investor asing adalah ASII, BBRI, BMRI, BRIS, dan CTRA.
Sedangkan di bursa global terkonsolidasi, Inflasi Produsen mixed. Bursa saham global cenderung melemah setelah rilis data indeks harga produsen (PPI) AS periode April yang lebih tinggi dari perkiraan.
Adapun penyebab kenaikan PPI disebabkan oleh kenaikan biaya jasa khususnya sektor manajemen portofolio dan perhotelan. Pada pertemuan di Amsterdam, Gubernur The Fed Jerome Powell kembali menekankan kebijakan "higher for longer" mengingat perkembangan inflasi AS di sepanjang 1Q24 yang belum sesuai harapan.
Namun ia juga kembali mengatakan bahwa kenaikan suku bunga tidak akan dilakukan pada FOMC bulan Juni. Saat ini, pelaku pasar melihat probabilitas pemangkasan suku bunga di bulan September sebesar 60% untuk pemangkasan 25 bps, probabilitas ini turun dibandingkan sebelum rilis data PPI.
Bursa Eropa merespons negatif dengan melanjutkan koreksi. Hal ini disebabkan pelaku pasar mencermati terpecahnya pandangan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memangkas suku bunga di Juni mendatang namun khawatir dengan ketidakpastian The Fed dan potensi kenaikan inflasi di Eropa.
Hari ini pelaku pasar mencermati banyak rilis data ekonomi global seperti PDB Eropa 1Q24, keputusan suku bunga Bank Sentral Cina (PBOC), penjualan ritel AS, komentar pejabat The Fed, namun fokus pasar tertuju pada inflasi konsumen (CPI) AS periode April yang menjadi pertimbangan utama pemangkasan suku bunga The Fed.
(rrd/rir)Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.