Harga Minyak Anjlok Tiga Hari Beruntun usai Ada Sinyal The Fed
IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent ditutup turun pada perdagangan Selasa (21/5/2024).
Harga minyak WTI anjlok 1,26 persen di level USD78,3 per barel dan Brent turun 1,37 persen di level USD82,5 per barel.
Pada perdagangan awal sesi Rabu (22/5), harga minyak kembali melanjutkan penurunan 0,63 persen untuk WTI di level USD78,16 per barel dan penurunan 0,53 persen untuk Brent di level USD82,42 per barel pada pukul 09.00 WIB
Ini menandai penurunan tiga hari beruntun sejak perdagangan awal pekan, Senin (20/5).
Minyak mentah sempat naik di tengah kabar jatuhnya pesawat Presiden Iran Ebrahim Raisi yang sempat meningkatkan ketidakpastian politik di negara penghasil minyak utama.
Kini, harga minyak turun karena kekhawatiran atas berlanjutnya era suku bunga tinggi karena sinyal terbaru oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed), yang menyebabkan pandangan pesimistis terhadap pertumbuhan global dan permintaan energi.
Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan dia perlu melihat "beberapa bulan lagi" angka inflasi yang baik untuk memulai penurunan suku bunga
Meskipun data baru-baru ini menunjukkan bahwa kemajuan mungkin telah berlanjut.
Waller mengatakan angka harga konsumen April, yang menunjukkan ukuran utama inflasi yang mendasari melambat untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir, merupakan pertanda bahwa tekanan harga tidak meningkat.
Dia juga mencatat penjualan ritel yang lebih lemah pada bulan tersebut dan tanda-tanda perlambatan di pasar tenaga kerja.
"Data CPI terbaru merupakan sinyal yang meyakinkan bahwa inflasi tidak meningkat dan data pengeluaran dan pasar tenaga kerja menunjukkan kepada saya bahwa kebijakan moneter berada pada tingkat yang tepat untuk menekan inflasi," kata Waller dalam pidato yang dipersiapkan pada Selasa (21/5/2024) di Peterson Institute for International Economics.
Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa data harga-harga baru-baru ini hanya menunjukkan sedikit kemajuan menuju target inflasi 2 persen dari bank sentral.
Sebelumnya, Raphael W. Bostic selaku presiden dan CEO Federal Reserve Bank of Atlanta mengatakan suku bunga AS kemungkinan akan lebih tinggi dibandingkan saat ini.
“Bahkan mungkin mencapai tingkat yang sebanding dengan yang terlihat pada tahun 1990an,”ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada Senin (20/5).
Dia juga menegaskan kembali bahwa hanya satu kali penurunan suku bunga yang dapat dibenarkan pada 2024.
Senada dengan pernyataannya, Wakil Ketua The Fed Michael S. Barr juga menyatakan bahwa The Fed harus mempertahankan suku bunga tetap. Ia mencatat bahwa data CPI terbaru yang mengecewakan pada kuartal I-2024 tidak memberinya kepercayaan diri untuk mendukung pemotongan suku bunga.
Pasar juga menghadapi fundamental pasar minyak yang bearish seperti pertumbuhan yang lamban di China dan melimpahnya pasokan dari negara-negara non-OPEC.
Selain itu, premi risiko yang berasal dari ketegangan di Timur Tengah telah berkurang karena pasokan minyak tidak terpengaruh.
Semua perhatian kini tertuju pada pertemuan OPEC+ mendatang yang dijadwalkan pada 1 Juni, di mana produsen minyak utama diperkirakan akan memperpanjang pengurangan produksi untuk mencegah kelebihan pasokan global dan meningkatkan harga. (ADF)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.