Note

Daftar Saham Potensi Untung dari Program Tapera yang Tuai Polemik

· Views 48
Daftar Saham Potensi Untung dari Program Tapera yang Tuai Polemik
Daftar Saham Potensi Untung dari Program Tapera yang Tuai Polemik. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Polemik beleid soal Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) terus bergulir lantaran adanya keberatan baik dari pihak pengusaha maupun pekerja. Di tengah situasi yang tengah memanas tersebut, saham emiten mana yang saja yang berpotensi diuntungkan?

Hal tersebut bermula dari keluarnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang perubahan atas PP Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) pada 20 Mei 2024. 

Baca Juga:
Daftar Saham Potensi Untung dari Program Tapera yang Tuai Polemik Daftar Saham Potensi Untung dari Program Tapera yang Tuai Polemik

Dalam aturan tersebut, gaji pekerja swasta akan dipotong sebagai bagian dari iuran Tapera. Pemerintah mendorong program ini terealisasi paling lambat hingga 2027 mendatang.

Potongan yang dibebankan dalam program Tapera mencapai 3%. Jumlah ini dengan rincian iuran yang dibebankan 2,5 persen kepada pekerja dan 0,5% pemberi kerja dari upah pekerja sebulan.

Lebih lanjut, pada Pasal 5 PP Tapera itu telah diatur bahwa setiap pekerja dengan usia paling rendah 20 tahun atau yang sudah menikah dan memiliki penghasilan paling sedikit sebesar upah minimum maka wajib menjadi peserta Tapera. 

Bahkan, pada pasal 7, dirinci jenis pekerja yang wajib menjadi peserta Tapera tidak hanya PNS atau ASN dan TNI-Polri, serta BUMN, tetapi juga pegawai swasta dan pekerja lain yang menerima gaji atau upah. 

Pada pasal 14 tertuang bahwa simpanan peserta pekerja untuk Tapera ini dibayarkan oleh pemberi kerja dan pekerja itu sendiri. Sedangkan, simpanan peserta pekerja mandiri dibayarkan oleh pekerja mandiri itu sendiri atau si freelancer. 

Saham yang Diuntungkan

Sementara kebijakan Tapera condong mendapatkan respons negatif dari masyarakat dan pengusaha, mereka yang aktif di pasar saham—baik investor murni maupun pekerja yang memiliki pekerjaan sampingan di market—bisa mencari peluang dengan melihat emiten mana yang akan diuntungkan dari program ini.

Tentu, ini dengan harapan, keuntungan dari investasi di saham-saham tersebut bisa menutupi pengurangan gaji bulanan akibat pemberlakuan Tapera.

Algo Research dalam sebuah unggahan di akun Instagramnya, Minggu (2/6/2024), mendaftar sejumlah saham yang berpotensi cuan dari program Tapera, seperti perbankan, semen, dan properti.

Namun, dengan catatan, hal tersebut masih merupakan pengamatan awal dan tetap mengandung sejumlah risiko investasi ke depannya.

Dari sektor perbankan, saham bank BUMN PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), kata Algo Research, menjadi yang paling diuntungkan dari program Tapera.

Maklum, BBTN adalah penyalur pinjaman Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) terbesar dalam program Tapera, dengan sekitar 70% dari total penyaluran program atau setara dengan Rp18,5 triliun per 2023.

FLPP adalah dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang pengelolaannya dilaksanakan oleh BP TAPERA.

Dengan skema FLPP, suku bunga 5% tetap selama jangka waktu. Kredit pemilikan rumah (KPR) dalam skema ini sudah termasuk premi asuransi jiwa, asuransi kebakaran dan asuransi kredit.

Cicilan KPR maksimal 20 tahun, dengan uang muka mulai dari 1% dan bebas PPN.

Mengutip Algo Research, sekitar 77% dari total kredit/pinjaman BBTN untuk pembiayaan KPR, dengan 48% merupakan rumah subsidi (termasuk Tapera) dan 29% non-subsidi.

Di bawah BBTN, jelas Algo, dua raksasa produsen semen, seperti emiten pelat merah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) atau anak usaha Heidelberg Materials PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP), akan menjadi penerima manfaat program Tapera.

“Produsen semen adalah penerima manfaat kedua, meskipun sebagian besar bergantung pada pelaksanaan dan eksekusi program perumahan Tapera (masih terlalu dini untuk dikatakan),” jelas Algo Research, dikutip IDXChannel.com, Minggu (2/6).

Algo Research menjelaskan, diperkirakan ada backlog (kebutuhan rumah yang belum terpenuhi) sebanyak 12,15 juta unit rumah yang perlu dibangun, yang membutuhkan semen sebagai bahan bangunan.

“FLPP dapat menambah permintaan semen jika Tapera diimplementasikan secara penuh dan berhasil,” demikian Algo berargumen.

Ketiga, pengembang properti juga bisa menjadi pihak yang diuntungkan dari program Tapera. Dua nama menjadi jagoan Algo atau dalam bahas teknisnya proxy tak langsung dari program Tapera, yakni PT Ciputra Development Tbk (CTRA) atau PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Disebut proxy tidak langsung, demikian jelas Algo, karena program Tapera menargetkan rumah dengan harga di bawah Rp200 juta, sehingga kecil kemungkinannya berdampak langsung pada pengembang properti yang terdaftar di bursa.

Namun, kata Algo, beberapa proyek sejumlah perusahaan properti memang melayani segmen perumahan ini, meskipun kontribusinya terhadap total proyek (dan pendapatan) relatif sangat kecil (<5%).

“Jika program Tapera dijalankan dengan sangat baik, hal ini bisa berpotensi melibatkan pengembang properti besar untuk membantu [proyek tersebut] (meskipun masih terlalu dini untuk dikatakan),” beber Algo.

Halaman : 1 2

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.