Saham Nikel Berguguran, MDKA dan MBMA Jatuh 5 Persen
IDXChannel – Saham emiten tambang nikel dan timah terjungkal ke zona merah pada lanjutan sesi I, Rabu (5/6/2024) seiring harga komoditas acuannya melemah.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.31 WIB, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) anjlok 5,66 persen ke Rp2.500 per saham, dengan nilai transaksi Rp120 miliar dan volume perdagangan 47 juta saham.
Selain MDKA, saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) amblas 5,30 persen.
Saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) juga turun 4,81 persen dan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyusut 3,82 persen.
Lebih lanjut, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terdepresiasi 3,62 persen dan PT Timah Tbk (TINS) turun 3,55 persen.
Saham HRUM turut memerah, yakni minus 2,60 persen, NCKL berkurang 2,17 persen, NICE turun 2,17 persen, DKFT terpukul 0,98 persen, dan NIKL melorot 0,70 persen.
Diwartakan sebelumnya, harga logam timah nikel di pasar global mengalami penurunan dua hari beruntun. Kontrak berjangka (futures) timah di London Metal Exchange (LME) anjlok 1,29 persen ke level USD31.932 per ton pada Selasa (4/6).
Harga nikel berjangka juga tertekan 1,82 persen ke posisi USD19.068 per ton.
Sebelumnya, kontrak berjangka timah juga anjlok 2,09 persen ke level USD32.350 per ton pada perdagangan Senin (3/6). Harga nikel berjangka juga tertekan 1,46 persen ke posisi USD20.063 per ton pada perdagangan sesi yang sama.
Padahal harga nikel sempat menguat 1,07 persen di level USD19.422 per ton pada sesi perdagangan yang sama.
Kebutuhan untuk peralihan energi terbarukan, mobil listrik, dan kecerdasan buatan (AI) memperkuat prospek permintaan tembaga, sehingga menyebabkan lonjakan harga logam industri menuju rekor tertinggi baru.
Pelarangan logam Rusia untuk masuk ke bursa LME akibat sanksi Barat juga menyebabkan harga sejumlah logam metal menguat.
China dan Indonesia Penentu Pasar
Ketika dunia bergerak menuju sumber energi yang lebih ramah lingkungan, mineral dan logam tertentu kini dianggap “penting” untuk transisi tersebut.
Sebagai bahan utama baterai kendaraan listrik (EV), nikel adalah salah satu dari beberapa elemen yang mendapat sorotan.
Rata-rata, sebagian besar penelitian memproyeksikan lonjakan permintaan logam baterai sebesar 60 persen selama dua puluh tahun ke depan.
Sementara itu, data yang diantisipasi memperkirakan bahwa pasar nikel primer global akan mengalami surplus dari 2023 hingga 2027, dan puncaknya sebesar 27.000 metrik ton pada akhir 2027.
Para analis mengatakan sebagian besar perubahan ini berasal dari peningkatan kapasitas penyulingan di China
Mengutip Oilprice.com (27/3), menurut para ahli, peningkatan pasokan yang signifikan yang diproyeksikan pada 2024, didorong oleh peningkatan produksi di Indonesia dan China, terutama akan berdampak pada penurunan harga.
Seiring dengan meningkatnya kapasitas penyulingan dalam negeri China, pasar nikel terus bersiap menghadapi keseimbangan baru yaitu menyeimbangkan pasokan dengan permintaan yang terus berubah.
Selain itu, pasar logam kini menghadapi semakin besarnya kendali indonesia terhadap harga nikel dunia.
Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia, dan lonjakan produksi nikel terus memicu dilema politik, lingkungan hidup, dan etika.
Implikasi dari kelebihan pasokan ini sangat luas, berpotensi mempengaruhi harga, dinamika pasar, dan pendekatan produksi di masa depan. Sebagai langkah strategis, Indonesia memberlakukan larangan permanen ekspor bijih nikel sekitar empat tahun lalu.
Pada saat itu, tujuannya adalah untuk menarik investasi asing guna meningkatkan kemampuan pemrosesan dalam negeri dan mendorong industri hilir.
Larangan tersebut berhasil menarik investor asing, terutama dari China, yang membangun smelter dan meningkatkan ekspor secara signifikan.
Hal ini pada akhirnya menyebabkan peningkatan produksi nikel Indonesia secara mengejutkan sebesar 250 persen sejak 2021.
Lonjakan pasokan dari Indonesia mengakibatkan beberapa pengurangan atau penutupan produksi di seluruh dunia.
Sementara itu, sebuah laporan di The Hindu BusinessLine menyatakan bahwa masuknya material ini ke pasar global juga menyebabkan harga nikel anjlok mendekati posisi terendah dalam tiga tahun terakhir.
Menurut laporan Reuters baru-baru ini, China dan Indonesia mungkin akan menurunkan produksi nikel minimal 100.000 metrik ton pada 2024.
Keputusan ini berasal dari upaya produsen untuk memitigasi kerugian di tengah penurunan harga nikel, yang sangat penting bagi manufaktur baja tahan karat dan EV.
Pengurangan produksi mungkin diperlukan bagi produsen untuk menaikkan harga dan mengurangi surplus pasar, dibandingkan sekadar menghentikan kerugian.
Namun, para ahli lain menyatakan bahwa situasi di lapangan dapat berubah dengan cepat ketika stok yang dimiliki oleh pabrik peleburan di Indonesia habis.
Misalnya, laporan Bloomberg yang mengutip para analis di Macquarie Group Ltd mengatakan bahwa penipisan dan prospek kebangkitan kembali pembelian China setelah periode de-stocking yang berkepanjangan pada tahun lalu dapat menyebabkan defisit pasokan nikel pada akhir 2024.
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh GlobalData dan berdasarkan data referensi dari Survei Geologi AS, cadangan nikel global saat ini berjumlah sekitar 102 MT.
Cadangan utama nikel dunia kini berada di Indonesia dan Australia, yang totalnya mencakup sekitar 41 persen pasokan global. Negara-negara pemasok nikel dunia lainnya di antaranya adalah Brasil (15,7 persen), Rusia (7,3 persen), dan Kaledonia Baru (7 persen). (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.