The Fed Tahan Suku Bunga Dorong Rupiah Menguat
IDXChannel - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (13/6/2024) seiring keputusan The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga.
Rupiah menguat 0,06 persen di level Rp16.279 per dolar AS (USD) pada pukul 09.38 WIB.
Pada penutupan sebelumnya, rupiah melemah mendekati Rp16.300 per USD, tepatnya Rp16.289 per USD pada perdagangan Rabu (12/6).
Rupiah pada penutupan perdagangan pekan lalu berada di level Rp16.189 per USD pada 7 Juni 2024.
Berdasarkan data Trading View, dalam sebulan rupiah sudah melemah 1,24 persen dan secara mingguan sudah turun 0,02 persen. Pelemahan rupiah secara year to date (YTD) melemah 5,65 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
The Fed mempertahankan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) stabil di 5,25 persen-5,50 persen untuk pertemuan ketujuh berturut-turut pada Rabu (12/6) sejalan dengan perkiraan pasar.
Imbasnya, indeks dolar turun dan diperdagangkan di sekitar 104,5, setelah jatuh ke level 104,2 di awal sesi.
The Fed juga mengisyaratkan hanya satu kali penurunan suku bunga di 2024, dari proyeksi sebelumnya sebanyak tiga kali penurunan sebesar 25bps pada Maret. Namun, pada 2025, The Fed memperkirakan ada empat kali pemotongan suku bunga.
Banyak investor mengharapkan setidaknya dua pengurangan suku bunga di 2024 terutama setelah inflasi melambat lebih dari perkiraan pada bulan lalu.
Dolar melemah secara keseluruhan, namun terjadi aktivitas penjualan dolar terbesar yang tercatat terhadap Euro karena ketidakpastian politik di Eropa mereda setelah Presiden Prancis Macron mengumumkan ia tidak akan mengundurkan diri terlepas dari hasil pemilu mendatang.
Sejumlah pengambil kebijakan The Fed juga menyatakan kurang optimisme terhadap disinflasi perekonomian AS sementara ekspektasi pertumbuhan tetap ada, sehingga menambah tekanan hawkish.
The Fed tidak melakukan revisi terhadap proyeksi pertumbuhan PDB dan masih melihat adanya penurunan suku bunga sebanyak tiga kali di 2025.
Di lain pihak, perekonomian AS diproyeksi meningkat sebesar 2,1 persen pada 2024, 2 persen pada 2025 dan 2026.
Sementara itu, perkiraan inflasi PCE AS direvisi lebih tinggi untuk 2024 (2,6 persen vs 2,4 persen pada proyeksi bulan Maret) dan tahun depan (2,3 persen vs 2,2 persen) namun tetap dipertahankan pada 2 persen untuk 2026.
Proyeksi inflasi PCE inti juga direvisi hingga 2,8 persen 2024 (vs 2,6 persen) dan 2025 (2,3 persen vs 2,2 persen) namun dipertahankan pada angka 2 persen pada 2026.
Tingkat inflasi tahunan di AS secara tak terduga juga melambat menjadi 3,3 persen pada Mei 2024, terendah dalam tiga bulan, dibandingkan dengan 3,4 persen pada April dan perkiraan sebesar 3,4 persen.
Pelemahan rupiah yang terjadi tahun ini merupakan salah satu yang terparah dialami oleh Indonesia sejak pandemi Covid-19 dan krisis moneter yang terjadi pada 1998 lalu.
Tercatat pada 17 Juni 1998, Rupiah pernah mencapai level terlemah di Rp16.800 per USD. Sementara saat pandemi, rupiah tercatat terperosok di Rp16.575 per dolar pada 2020 silam. Namun, level pelemahan rupiah hari ini adalah yang terlemah sejak April 2020. (ADF)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.