Dolar AS Merajalela, Harga BBM Naik di Depan Mata?
Harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu yang rentan saat penguatan dolar AS terjadi. Beberapa waktu ini, nilai tukar dolar AS berada di level yang cukup mengkhawatirkan di angka Rp 16.000, bahkan sempat mendekati Rp 16.400.
Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda menilai menguatnya kurs dolar AS akan membuat harga barang-barang di Indonesia makin mahal. Secara khusus dia menyoroti harga energi, utamanya BBM.
Menurutnya, selama Indonesia masih getol impor minyak dari luar negeri yang transaksinya menggunakan kurs dolar AS. Bila kurs dolar AS terus melonjak artinya harga minyak akan jadi makin mahal, bisa-bisa subsidi BBM dipangkas dan pada ujungnya harga BBM di tengah masyarakat akan melonjak.
"Imported inflation meningkat, harga BBM biasanya yang akan dikorbankan," beber Nailul Huda ketika dihubungi detikcom, Minggu (16/6/2024).
Bila inflasi tinggi di tengah masyarakat, Nailul Huda mengatakan hal ini akan berdampak menggerus daya beli masyarakat. Bisa-bisa pertumbuhan ekonomi melambat dan kemiskinan merajalela di Indonesia.
"Inflasi dalam negeri akan naik signifikan. Daya beli tertekan, pertumbuhan ekonomi terhambat. Kemiskinan akan semakin meningkat," tutur Nailul Huda.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan kemungkinan harga BBM yang bakal naik adalah BBM non subsidi. Pemerintah sendiri menurutnya masih akan menahan harga energi yang disubsidi.
"Untuk energi seharusnya masih aman yang subsidi pemerintah, namun energi non subsidi ini kemungkinan akan meningkat," beber Lukman.
Pemerintah sendiri sampai saat ini masih akan menahan harga BBM subsidi hingga bulan Juni ini. Belum ada kepastian apakah di bulan Juli mendatang harga BBM akan naik atau tidak.
Ketika dikonfirmasi langsung, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan kemampuan fiskal APBN untuk subsidi energi. Di sisi lain, pemerintah juga akan mewaspadai soal sentimen harga minyak dunia yang cukup sering memanas belakangan ini.
Semuanya dilihat fiskal negara. Mampu atau tidak mampu, kuat atau tidak kuat. Harganya, harga minyaknya sampai seberapa tinggi. Semuanya akan dikalkulasi, semua akan dihitung," ungkap Jokowi ditemui di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2024) yang lalu.
Dia mengatakan saat ini situasi geopolitik dunia, khususnya di timur tengah sedang memanas. Maka dari itu potensi memanasnya harga minyak masih besar.
(kil/kil)Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.