Note

Terungkap! Ternyata Ini Sosok Konglomerat Penguasa Kawasan Elit SCBD

· Views 46
Terungkap! Ternyata Ini Sosok Konglomerat Penguasa Kawasan Elit SCBD
Ilustrasi kawasan SCBD. Foto: Angga Aliya ZR Firdaus/detikcom
Daftar Isi
  • Siapakah Pemilik SCBD?
  • Sekilas Tentang PT Jakarta International Hotels and Development
  • Profil Tomy Winata
Jakarta

Siapa yang tidak mengenal kawasan elit SCBD? Sudirman Central Business District atau disingkat SCBD merupakan distrik bisnis modern di Jakarta Selatan yang terkenal akan ciri khas gedung pencakar langitnya yang megah nan mewah.

Melihat betapa elit dan modernnya kawasan SCBD, tak sedikit orang yang penasaran mengenai siapa pemilik tempat se-elit ini. Berikut detikFinance akan mengungkap lebih lanjut mengenai sosok konglomerat pemilik SCBD.

Siapakah Pemilik SCBD?

Sebagaimana yang tertera pada laman resmi SCBD, properti yang ada di kawasan ini dikembangkan oleh PT Danayasa Arthatama, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang real estat dan properti.

Lebih lanjut, PT Danayasa Arthatama ternyata merupakan anak perusahaan di bawah asuhan PT Jakarta International Hotels and Development Tbk (JIHD) yang dimiliki oleh sosok pengusaha konglomerat keturunan Tionghoa bernama Tomy Winata. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa yang punya kawasan SCBD adalah Tomy Winata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, kawasan SCBD mulai dirancang sejak tahun 1987, namun pembangunannya baru dimulai pada tahun 1992 silam. Didirikan di atas lahan seluas 45 hektar, kawasan bisnis ini berlokasi strategis di segitiga emas Jakarta antara Jalan Jenderal Sudirman, Gatot Subroto dan Jembatan Semanggi.

Setelah pemerintah provinsi DKI Jakarta mengamanahkan kawasan ini kepada perusahaan di tahun 1992-1993, lahan yang dulunya kumuh, berhasil disulap menjadi distrik bisnis elit SCBD yang kita kenal sekarang.

ADVERTISEMENT

Gedung Artha Graha menjadi bangunan paling pertama yang dibangun di kawasan ini, disusul dengan Gedung Bursa Efek dan Apartemen Kusuma Chandra. Sebagai langkah pengembangan usaha, pada 2002, perusahaan pun melakukan penawaran umum pertama dengan 100 juta di pasar bursa efek.

Sekilas Tentang PT Jakarta International Hotels and Development

PT Jakarta International Hotels and Development TBK (JIHD) berdiri pada tahun 1969 dengan nama awal PT Djakarta International Hotel. Dilansir dari situs resmi perusahaan, kala itu, JIHD bertanggung jawab atas penyelesaian pembangunan hotel Borobudur Inter-Continental (sekarang menjadi Hotel Borobudur Jakarta).

Pada Maret 1974, JIHD pun mulai melakukan kegiatan komersial bersamaan dengan peresmian Hotel Borobudur Inter-Continental, hotel bintang 5 di pusat kota Jakarta yang mencakup hunian apartemen seluas 70 ribu meter persegi dan taman tropis dengan luas 23 ribu meter persegi.

JIHD kemudian terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1984 dan termasuk jajaran 24 perusahaan yang pertama terdaftar di Indonesia. Perusahaan ini resmi berganti nama menjadi PT Jakarta International Hotels and Development pada tahun 1991 dan pada 1992, JIHD menjadi pemegang saham pengendali PT Danayasa Arthatama, perusahaan yang mengelola dan mengembangkan kawasan niaga terpadu Sudirman atau SCBD.

Dengan pengalaman selama lebih dari 40 tahun, JIHD beserta anak perusahaannya bergerak di empat sektor, yakni real estat, jasa konstruksi, telekomunikasi, dan manajemen perhotelan.

Profil Tomy Winata

Seperti yang sempat dikatakan sebelumnya, JIHD merupakan perusahaan milik sosok konglomerat keturunan Tionghoa yaitu Tomy Winata. Mengutip dari catatan detikFinance, pria yang akrab disapa TW ini lahir di Jakarta pada 23 Juli 1958.

Pengusaha tajir melintir anggota 9 naga Indonesia ini diperkirakan memiliki nilai total harta kekayaan yang fantastis mencapai US$ 900 juta atau setara Rp 12 triliun.

Di balik kesuksesannya saat ini, kiprah bisnis dari sosok Tomy Winata diwarnai dengan perjuangan. Tomy yang berasal dari latar belakang keluarga kurang mampu, telah merintis usahanya sejak usia remaja.

Selama berkecimpung di dunia bisnis, ia pernah bekerja sebagai mandor proyek pembangunan barak militer, kuli, bahkan pernah pula merasakan getirnya kebangkrutan hingga 5 kali sebelum akhirnya mengembangkan Grup Artha Graha atau Artha Graha Network (AG).



Cari Makanan Murah di SCBD? Coba ke Kantin Ini

Cari Makanan Murah di SCBD? Coba ke Kantin Ini


(khq/khq)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.