Note

Perbaiki Fundamental, Strategi Optimalisasi Pabrik Kimia Farma (KAEF) Diapresiasi

· Views 42
Perbaiki Fundamental, Strategi Optimalisasi Pabrik Kimia Farma (KAEF) Diapresiasi
Perbaiki Fundamental, Strategi Optimalisasi Pabrik Kimia Farma (KAEF) Diapresiasi (foto: MNC Media)

IDXChannel – Langkah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) untuk menata bisnis hulu dengan mengoptimalkan kapasitas terpakai pabrik mendapat apresiasi dari berbagai pihak.

Salah satu apresiasi, di antaranya, datang dari Anggota Komisi VI DPR RI, Harris Turino, yang disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VI dengan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor farmasi belum lama ini.

Baca Juga:
Perbaiki Fundamental, Strategi Optimalisasi Pabrik Kimia Farma (KAEF) Diapresiasi Maksimalkan Kinerja dan Profitabilitas, Kimia Farma (KAEF) Fokus Lakukan Ini

"Itu (optimalisasi pabrik KAEF) memang perlu dilakukan dalam dua hingga tiga tahun ke depan agar kinerja KAEF bisa maksimal. Prosesnya (penataan pabrik) bisa sampai dua hingga tiga tahun," ujar Harris, Sabtu (22/6/2023).

Menurut Harris, bahwa berdasarkan penjelasan dari manajemen KAEF, utilitas 10 pabrik saat ini relatif rendah, yaitu di bawah 40 persen. Karenanya, strategi mengoptimalkan produksi pabrik memang layak dikedepankan.

Baca Juga:
Perbaiki Fundamental, Strategi Optimalisasi Pabrik Kimia Farma (KAEF) Diapresiasi Disorot atas Dugaan Fraud di Anak Usaha, Begini Respons Kimia Farma (KAEF)

Peningkatan utilitas, dalam pandangan Harris, dapat dilakukan dengan relokasi fasilitas produksi yang tidak efisien ke pabrik lainnya sehingga menjadi lebih optimal.

Harris menjelaskan, proses pemindahan fasilitas produksi obat-obatan membutuhkan waktu cukup lama karena harus mengurus perizinan ke regulator seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan, dan instansi lainnya.

Baca Juga:
Perbaiki Fundamental, Strategi Optimalisasi Pabrik Kimia Farma (KAEF) Diapresiasi Potensi Pasar Menjanjikan, Kimia Farma (KAEF) Fokus Benahi Fundamental Bisnis

Saat ini, KAEF tercatat memiliki 10 pabrik obat yang tersebar di wilayah Indonesia. Pabrik Sinkona (Subang), Pabrik Banjaran (Bandung), pabrik Marin Liza (Bandung), pabrik Lucas Djaja (Bandung), Pabrik Sungwun (Cikarang), pabrik Phapros (Semarang), pabrik Watudakon (Jombang), dan tiga pabrik lainnya yang berlokasi di Jakarta, Semarang, dan Bali.

Harris menambahkan bahwa potensi pasar farmasi di tanah air masih prospektif. Karenanya, KAEF ke depan masih memiliki prospek yang bagus kendati saat ini masih menghadapi banyak tantangan seperti neraca keuangan yang masih negatif.

Selain itu, sebagai BUMN, KAEF juga memiliki peran strategis dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

"Bisnis KAEF ini bukannya tidak menjanjikan. Bisnisnya menjanjikan. Namun, secara beban mereka terlalu besar. Jadi kalau beban ini bisa di tata ulang, dikelola dengan baik, saya yakin (bisnis KAEF) ke depan pasti bagus," tutur Harris.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Manajemen KAEF menyampaikan bahwa perseroan sedang menjalankan strategi optimalisasi seluruh fasilitas produksi untuk meningkatkan utilitas pabrik.

Strategi itu dilakukan melalui rasionalisasi sehingga kapasitas pabrik lebih optimal sekaligus menurunkan biaya operasional. KAEF telah melakukan evaluasi terhadap performa 10 pabrik miliknya. 
Dari evaluasi itu, perlu dilakukan penataan seluruh fasilitas produksi untuk mengoptimalkan kapasitas produksi sehingga kapasitas meningkat dan operasional lebih efisien.

Pandangan Harris diamini oleh Senior Analyst Certified Securities Analyst (CSA) Research Institute, Reza Priyambada.

Menurut Reza, setiap perusahaan di industri apa pun pasti memiliki tantangan untuk terus berinovasi dan beradaptasi terhadap pasar yang dinamis dan bergerak cepat.

Reza mencontohkan saat pandemi Covid-19, perusahaan farmasi cenderung meningkatkan kapasitas produksinya. Hal itu didasarkan pada kondisi pasar yang sedang terjadi anomali dengan adanya lonjakan permintaan.

"Tapi, pasca-pandemi saat ini, apakah kita masih mau menggunakan pendekatan seperti saat pandemi dulu? Kan tidak mungkin. Sehingga perubahan adalah hal yang memang tidak bisa terelakkan lagi," ujar Reza.

Reza menjelaskan salah satu langkah yang ditempuh untuk merespons perubahan tersebut diantaranya dengan melakukan penataan ulang atas jaringan pabrik yang ada saat ini.

"Logikanya kenapa kita punya banyak mobil kalau yang dipakai hanya beberapa saja? Termasuk juga pabrik. Sedangkan kita tahu, setiap pabrik itu pasti ada beban biaya yang harus ditanggung, mulai dari manpower, pasokan listrik, belum lagi kita bicara soal aset tanahnya, bangunannya, perpajakannya dan lain-lain. Sehingga untuk kinerja produksi yang lebih efisien, penutupan beberapa pabrik memang harus dilakukan," tutur Reza.

Dalam hal ini, pihak karyawan menurut Reza, juga tidak bisa menutup mata bahwa perusahaan memang dituntut untuk senantiasa melakukan perubahan, agar dapat tetap bertahan dalam persaingan industri yang semakin ketat.

Di lain pihak, demi perubahan tersebut, komitmen perusahaan untuk memenuhi seluruh hak karyawan yang terdampak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, juga perlu untuk diapresiasi.

Namun demikian, meski telah berkomitmen untuk memenuhi seluruh hak karyawan yang terdampak, Reza berharap manajemen Kimia Farma juga dapat lebih bijaksana dalam mengelola para pegawai yang berpotensi terdampak atas rasionalisasi pabrik. 
Solusi yang  bisa diupayakan adalah dengan mengakomodir SDM dari pabrik-pabrik yang ditutup ke sejumlah pabrik yang masih dipertahankan dan bakal ditingkatkan utilitasnya.

Jika pun opsi tersebut tidak memungkinkan, Kimia Farma juga bisa memberikan pendampingan dan pelatihan keterampilan yang diperlukan bagi para karyawan terdampak untuk dapat terjun ke dunia wirausaha.

Termasuk juga membuka opsi kerjasama bagi karyawan terdampak untuk tetap berkecimpung di ekosistem industri farmasi, dengan menjadi mitra binaan, misal dengan membuka usaha apotek atau klik kesehatan, yang produknya dipasok oleh pihak Kimia Farma. (TSA)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.