BI Senang Duet Sri Mulyani-Tim Prabowo Bikin Rupiah Menguat
Dewan Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyebut hari ini pasar uang dalam keadaan lebih tenang. Hal ini didorong oleh pelaksanaan konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Diketahui, konferensi pers tersebut digelar oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Thomas Djiwandono atau Tommy Djiwandono. Menurutnya, gelaran tersebut membuat mata uang rupiah ditutup menguat pada hari ini.
"Konferensi pers antara wakil pemerintah sekarang dan yang akan datang dampaknya kami lihat cukup signifikan. Market lebih quiet dan rupiah hari ini menguat," kata Destry, dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI, dikutip dari siaran Youtube TV Parlemen, Senin (24/6/2024).
Destry menilai, penjelasan pemerintah pada konferensi pers tersebut membuat investor lebih tenang atas keberlanjutan pengelolaan fiskal Indonesia ke depannya. Menurutnya, kepercayaan pasar ini lah yang membawa rupiah menguat, bahkan dibandingkan negara-negara tetangga.
"Menguat bahkan dibandingkan peer group-nya, kita menguat lebih lebih besar, jadi posisinya agak menguat dibandingkan sebelumnya," ujarnya.
Lebih lanjut Destry menjelaskan, setidaknya ada dua hal utama yang mempengaruhi nilai tukar mata uang, pertama fundamental dan yang kedua market sentiment. Secara fundamental, pencapaian ekonomi RI saat ini terbilang relatif cukup nyaman untuk market itu. Namun memang ada satu persepsi soal fiskal, yang akhirnya bisa dibantu diluruskan melalui konferensi pers tersebut.
"Jadi kami tentunya harap hal yang sifatnya persepsi dan sentimen. Tadi juga ada usulan gimana kita bisa yakinkan, market bahwa rupiah ini dengan fundamental yang kita punya tren penguatannya itu ada," kata dia.
"Tinggal sekarang persepsi-persepsi yang muncul di market yang perlu kita luruskan dan ini jadi tugas BI dan kementerian/lembaga (KL), dan kami mohon dukungan dari DPR," sambungnya.
Rupiah sendiri memang sedikit mengalami penguatan usai 'ditekan' dolar Amerika Serikat (AS) hingga melewati angka Rp 16.400. Dikutip dari RTI, hari ini dolar AS dibuka pada level Rp 16.441 kemudian bergerak naik.
Namun pada penutupan perdagangan, rupiah pun ditutup pada level Rp 16.380 atau berhasil menguat terhadap dolar. Tercatat, pada hari itu dolar terhadap rupiah bergerak pada level tertingginya di Rp 16.469 dan level terendah di Rp 16.367.
Sebelumnya, pada pagi hari tadi telah digelar konferensi pers di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Sri Mulyani mengatakan, agenda ini digelar untuk memberikan kejelasan dari proses transisi terutama berkaitan dengan kebijakan ekonomi dan APBN. Sri Mulyani mengakui proses transisi ini menjadi perhatian banyak pihak yang harus dijelaskan seterang-terangnya agar tidak simpang siur.
"Karena ini akan jadi pusat perhatian dari banyak sekali pihak atau stakeholder yang harus terus kita jaga. Oleh karena itu penjelasan mengenai perkembangan ekonomi dan terutama dalam pelaksanaan RAPBN 2025 yang akan jadi APBN pertama pemerintah terpilih itu menjadi sangat penting," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2024).
"Tujuan kita hari ini adalah memberikan penjelasan supaya tidak terjadi berbagai versi, simpang siur yang muncul di masyarakat yang kemudian menimbulkan berbagai pertanyaan," tegas Sri Mulyani.
Postur Makro Fiskal 2025:
- Pertumbuhan ekonomi 5,1-5,5%
- Inflasi 1,5-3,5%
- Nilai tukar Rp 15.300-15.900/US$
- Suku bunga SBN 10 Tahun 6,9-7,2%
- Harga minyak US$ 75-85/barel
- Lifting minyak 580-605
- Lifting gas bumi 1.003-1.047
Sasaran dan Indikator Pembangunan:
- Tingkat kemiskinan 7-8%
- Tingkat kemiskinan ekstrem 0%
- Rasio gini 0,379-0,382
- Tingkat pengangguran terbuka 4,5-5,0
- Indeks modal manusia 0,56
- Nilai tukar petani 115-120
- Nilai tukar nelayan 105-108
Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.