Note

Dapat Modal dari PNM, Penjual Kue Kering Ini Mampu Naikkan Omzet

· Views 22
Dapat Modal dari PNM, Penjual Kue Kering Ini Mampu Naikkan Omzet
Foto: BRI
Jakarta

Hadirnya Holding UMi yang dipimpin oleh BRI telah mendorong akselerasi pengembangan pelaku usaha, khususnya segmen ultra mikro. Salah satu yang merasakan manfaatnya yaitu Neneng Kurniasih, seorang penjual kue dan baju di daerah Rindam, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Neneng mengatakan pada awalnya dia berjualan kue kering. Namun kemudian dia melebarkan usaha dengan berjualan baju secara kredit.

"Awalnya saya memulai usaha berjualan kue kering pada 2012. Kue tersebut saya jual dengan sistem pre-order. Dari usaha jualan kue kering itu, terkumpul modal usaha baru, kemudian saya manfaatkan untuk berjualan baju secara kredit ke orang-orang," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (25/6/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, usahanya sempat anjlok akibat pandemi COVID-19 yang melanda beberapa tahun lalu. Setelah tak berjualan lama dan minimnya modal untuk memulai usaha lagi, Neneng kemudian dikenalkan dengan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dari PT PNM oleh temannya. Diketahui Mekaar adalah layanan pinjaman modal yang diluncurkan pada tahun 2015, dan menyasar perempuan prasejahtera pelaku UMKM.

"Saya kemudian mencoba pinjam modal ke PNM Mekaar sekitar tahun 2021-2022. Saya dapat pinjaman sekitar Rp 6 juta. Modal tersebut saya manfaatkan untuk menjalankan usaha jualan baju, karena pikir saya saat itu makanan sudah banyak pesaingnya. Namun, setelah usaha jualan baju itu membuahkan keuntungan, saya akhirnya juga memanfaatkan pinjaman tersebut sebagai modal untuk berjualan kue kering lagi," imbuh Neneng.

ADVERTISEMENT

Bantuan modal tersebut ia pakai untuk membuka usaha kue kering dengan nama 'Nastar Jadoel Emak Nye Ociit'. Neneng mengaku banyak menerima pesanan kue kering.

Adapun kukis yang dijual bermacam-macam. Ada nastar dalam kemasan toples 500 gram yang dibanderol seharga Rp 60 ribu, sagu keju Rp 55 ribu, putih salju Rp 60 ribu, kemudian ada biji ketapang Rp 40 ribu dalam kemasan 600 gram. Neneng juga menjual peyek kemasan toples 5 liter seharga Rp 40 ribu. Di samping kue kering, Neneng juga menerima pesanan dimsum.

Neneng mengatakan mayoritas pembelinya dari kalangan mahasiswa kampus di sekitar tempat usahanya di Jakarta Timur. Semua makanan biasanya dipesan lebih dulu oleh pembeli lewat WhatsApp.

Sementara untuk baju, Neneng juga mengaku dagangannya cepat laku. Ia biasanya mengambil pakaian dari pasar atau toko yang lebih besar, kemudian memasarkannya ke orang-orang dengan sistem kredit tempo sebulan saja.

Apalagi Neneng juga mengungkapkan jika ia tak mengambil keuntungan yang terlalu besar dari jualan baju ini, sehingga banyak orang yang tertarik beli baju ke dia. Berkat pinjaman modal dari PNM Mekaar, omzet usaha Neneng pun kini meningkat.

"Setelah bergabung dengan PNM Mekaar, saya tak hanya mendapatkan pinjaman modal usaha, tetapi jadi kenal dengan anggota PNM Mekaar lainnya. Lewat kelompok atau komunitas seperti ini, saya jadi bisa memperluas pemasaran dan membuat pembeli saya jadi bertambah. Bahkan, banyak juga ibu-ibu anggota PNM Mekaar yang ikut memesan kue kering hingga baju ke saya. Dengan pendapatan yang semakin meningkat, kini saya bisa meraih omzet usaha di atas Rp 5 juta per bulannya," tambahnya.

Neneng pun merasa bersyukur, karena berkat modal pinjaman dari PNM Mekaar ia bisa kembali menjalankan usaha. Menurutnya bantuan modal yang diberikan membantu meningkatkan perekonomian keluarganya. Bahkan kini ia bisa menyekolahkan anaknya tanpa kendala biaya sama sekali.

Sementara itu Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menegaskan BRI, PNM, dan Pegadaian berkomitmen mendukung pengembangan ekonomi di tingkat grassroot melalui Holding Ultra Mikro (UMi). Dia meyakini dengan memberdayakan pelaku usaha mikro, dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional secara menyeluruh.

Sebagai informasi, sejak dibentuk pada September 2021 lalu, total kredit yang disalurkan kepada pelaku usaha mikro dan ultra mikro per Kuartal I-2024 mencapai Rp 622,6 triliun. Jumlah tersebut kurang lebih telah menyentuh 47,6% dari total pembiayaan BRI dengan jumlah nasabah 36,8 juta.

"Bahwa untuk pemberdayaan itu ternyata tidak cukup dikasih kredit. Yang paling penting itu dua hal ternyata, dikasih kredit dan didampingi, dan yang kedua mereka juga harus diajari menabung," tegasnya.



Jokowi Apresiasi BRI Biayai UMKM: Sebelumnya Diurusi Rentenir-Bank Titil

Jokowi Apresiasi BRI Biayai UMKM: Sebelumnya Diurusi Rentenir-Bank Titil


(ega/ega)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.