Note

Ibu Rumah Tangga Dianggap Nggak Kerja, Sri Mulyani: Padahal Itu Paling Capek!

· Views 30
Ibu Rumah Tangga Dianggap Nggak Kerja, Sri Mulyani: Padahal Itu Paling Capek!
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati - Foto: detikcom/Shafira Cendra Arini
Jakarta

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti tentang profesi ibu rumah tangga yang kurang dihargai di Indonesia. Padahal, menurutnya ibu rumah tangga (IRT) memiliki beban tanggungan yang besar.

Sri Mulyani mengatakan, ibu rumah tangga merupakan profesi yang melelahkan dan berat. Namun persepsi masyarakat lah yang menganggap pekerjaan domestik seperti mengurus rumah bukanlah pekerjaan hingga membentuk norma.

"ini adalah persepsi yang dibuat, norma yang dibuat di dalam kehidupan hingga hari ini. Bahwa kalau perempuan di rumah itu dianggap nggak kerja. Padahal itu kerjaan yang paling capek itu di rumah. Betul kan? Dan itu tidak dihargai baik secara rupiah maupun secara perhatian," kata Sri Mulyani, dalam acara Edukasi Keuangan BUNDAKU OJK di Gedung Dhanapala, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, justru ibu rumah tangga merupakan profesi yang menguras pikiran dan tenaga. Bahkan ia menilai bahwa mengurus rumah tangga merupakan bisnis paling kompleks di dunia.

"Karena itu dianggap bahwa when you are home, kalau Anda di rumah Anda kemudian dianggap tidak bekerja. Padahal mengelola rumah itu adalah bisnis yang paling kompleks," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Karena itulah, ia menekankan pentingnya perubahan persepsi di tengah masyarakat menyangkut profesi ibu rumah tangga itu sendiri. Menurutnya, seorang ibu juga punya posisi penting dalam mengedukasi keluarga.

"Perempuan itu menjadi salah satu strategic constituent yang sangat penting di dalam menciptakan awareness atau kesadaran mengenai pentingnya opportunity, yaitu kesempatan untuk maju menggunakan teknologi digital, dan juga dari sisi menjaga diri sendiri maupun keluarga serta masyarakat," kata dia.

Sri Mulyani memandang, prinsip kesetaraan gender sangat penting untuk diterapkan. Dalam hal ini, bukan karena perempuan ingin melampaui laki-laki dalam berbagai hal, tetapi lebih kepada kesetaraan dalam hak dan penghargaan. Ia pun mengilustrasikannya dalam bentuk hak sepatu.

"Setara itu kalau ibu-ibu di sini ada nggak yang pakai high heels nggak di sini? Coba high heels kaki yang satu 7,5 cm, yang satu flat shoes. Coba suruh jalan. Nggak enak banget," ujar Sri Mulyani.

"Laki-laki perempuan dalam sebuah masyarakat itu persis kayak dua sepatu kiri-kanan, kenapa ia perlu setara? Karena society perlu didukung dengan keadilan. Laki-laki jadi perempuan nggak? Nggak juga. Perempuan jadi laki-laki? Nggak juga karena kiri dan kanan berbeda, tapi setara nggak? Setara. Karena masyarakat perlu untuk bekerja dan maju secara bersama-sama," ujar dia.

(shc/kil)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.