Kembalinya Saham Bank Kakap, Tanda Bottoming Mulai Terlihat?
IDXChannel – Empat saham bank raksasa serentak menghijau hingga penutupan sesi I, Jumat (28/6/2024). Analis menjelaskan sejumlah penyebab rebound sokoguru Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersebut dan potensi sinyal pembalikan arah alias bottoming.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memimpin kenaikan, yakni sebesar 3,59 persen ke level Rp4.620 per saham.
Menurut khazanah analisis teknikal, saham BBRI pagi ini membentuk gap up atau celah kosong dalam grafik teknikal akibat lonjakan tiba-tiba di awal perdagangan.
Nilai transaksi tercatat Rp1,3 triliun, tertinggi di bursa siang ini. Volume perdagangan BBRI menjadi tertinggi kedua, yakni mencapai 284,1 juta saham.
Pada Kamis (27/6), saham BBRI menguat 2,06 persen, tetapi investor asing masih mencatatkan jual bersih (net sell) Rp156,46 miliar di pasar reguler. Asing sudah membukukan net sell Rp17,47 triliun sepanjang 2024 di saham BBRI, jumlah yang sangat besar apabila berkaca pada data historis.
Saham BBRI sudah turun sekitar 28 persen dari level tertinggi yang diraih pada medio Maret lalu.
Setali tiga uang, saham bank pelat merah lainnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) kembali perkasa, naik 3,33 persen.
Demikian pula, dengan saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang tumbuh 2,40 persen dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang terapresiasi 1,54 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Sumber: TradingView
Habis Outflow Asing Terbitlah Harapan
Pengamat pasar modal Michael Yeoh berpandangan, beratnya tekanan jual di IHSG akhir-akhir ini, yang turut terimbas dari penurunan harga saham bank jumbo, terjadi sejak aksi pangkas rating pasar saham ala Morgan Stanley yang kemudian disusul oleh HSBC beberapa waktu terakhir.
Michael melanjutkan, pada rebalancing indeks MSCI bulan lalu juga tampak adanya downgrade investor asing terhadap IHSG. Namun, katanya, momen kocok ulang indeks FTSE Russell tempo hari memperlihatkan penurunan tekanan jual dari investor asing.
Laporan keuangan BBRI per Mei 2024, kata Michael, yang cukup resilient juga turut mendukung sentimen tersebut.
“Tidak seperti yang dikhawatirkan oleh masyarakat banyak, pertumbuhan kredit pulih lebih kuat dengan pertumbuhan 18,7 persen YoY [secara tahunan]. Laba BBRI 5M24 bertumbuh Rp21,9 triliun atau 8,8 persen YoY,” tutur Michael kepada IDXChannel.com, Jumat (28/6).
Michael menyoroti kinerja BBRI karena menurutnya bank tersebut menjadi perhatian utama investor saat ini usai sahamnya turun signifikan dalam waktu singkat, terutama lantaran outflow asing yang jumbo.
“[Saham bank besar] lain nggak ada masalah, cuma kena trigger penjualan dari BBRI,” kata Yeoh.
Dia menambahkan, “Per hari ini sudah Rp14 triliun keluar, Ini outflow yang lebih besar dari zaman Covid. Di zaman Covid sekitar Rp4-5 triliun.”
Walau asing dalam tiga bulan belakangan melakukan net sell, tetapi ujar Michael, dalam dua pekan terakhir, tekanan jual mereda dan asing mulai membeli kembali.
Soal bottoming saham perbankan utama, Michael mencoba untuk tidak terlalu optimistis.
“Untuk mengatakan bottoming sudah dekat, masih terlalu dini,” kata Michael, sembari menambahkan investor perlu melihat pula perkembangan ekonomi dalam negeri dan keberhasilan pemerintahan anyar dalam meyakinkan investor terkait kebijakan terbarunya di kabinet 2025.
Kesempatan Langka
Pandangan lainnya datang dari full-time investor dan founder Stockwise Douglas Goh.
Douglas berpendapat, kombinasi momen “Sell in May”, arus keluar dana asing, kinerja keuangan di bawah ekspektasi pasar, dan ditambah aksi jual panik investor menjadi penyebab jebloknya saham empat bank besar.
Sementara, jelas Douglas, pembalikan arah ke atas yang terjadi saat ini membuat harga saham bank di muka menjadi sangat menarik.
Dalam istilah Douglas, “potential gain gede in such a safety pick.” Dengan kata lain, harga saham bank saat ini dia nilai memiliki potensi keuntungan yang besar.
“Walau, kebanyakan [pembeli] masih domestik,” kata Douglas saat dihubungi IDXChannel.com.
Douglas menilai, potensi pembalikan tren dari bearish kembali menjadi bullish tetap terbuka.
“Kalau di big four, emang mainannya waktu. Semakin bisa tahan lama disana, potensi untuk untung itu sangat, sangat tinggi sekali,” katanya.
Menurut amatan Douglas, saham bank kakap sudah cukup menyentuh bottom, terutama BBRI yang sudah merosot 30-an persen dalam tiga bulan.
“Risk/reward ratio-nya bagus banget. Rare opportunity [kesempatan langka],” demikian Douglas memungkasi pandangannya.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.