IHSG Dibuka Menguat ke 7.100 di Awal Pekan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini dibuka menguat. IHSG naik 37 poin (0,53%) ke 7.100.
Mengutip data RTI, Senin (1/7/2024), IHSG berada di level tertingginya pada 7.106 dan terendahnya 7.075. Sebanyak 210 saham menguat, 122 turun, dan 210 stagnan.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih dalan risetnya menjelaskan, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG dalam sepekan (24-28 Juni 2024) terapresiasi +2,67%. Akselerasi IHSG ditopang oleh pergerakan saham Big Caps, khususnya sektor perbankan.
"Stimulus restrukturisasi kredit COVID-19 yang berpotensi diperpanjang hingga tahun 2025 memberi katalis positif bagi sektor perbankan untuk menjaga profitabilitas dan mengurangi risiko kualitas aset yang memburuk. Sementara, inflow investor asing di seluruh pasar selama sepekan sebesar Rp 499,99 miliar juga menjadi pendorong kenaikan IHSG," tulisnya.
Di sisi lain, indeks PMI manufaktur nasional versi S&P Global pada Juni 2024 tercatat di level 50,7 atau turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 52,1. Meskipun tercatat ekspansif dalam 34 bulan beruntun, namun aktivitas manufaktur tersebut berada di level terendah sejak Mei 2023.
Dari mancanegara, Wall Street ditutup terkoreksi di akhir pekan. Pelaku pasar mencermati data indeks konsumen dan ketidakpastian kondisi politik setelah debat calon presiden Amerika Serikat (AS) antara Joe Biden dan Donald Trump di akhir pekan. Indeks konsumen Amerika Serikat (AS), Michigan Consumer Sentiment pada Juni 2024 tercatat di level 68,2 lebih rendah dibandingkan pada Mei 2024 sebesar 69,1.
"Turunnya optimisme konsumen terhadap daya beli dan kondisi ekonomi memberikan sinyal inflasi yang lebih landai. Dari China, Badan Pusat Statistik (BPS) China melaporkan Indeks PMI Manufaktur pada Juni 2024 di level 49,5 atau sama dengan perolehan bulan sebelumnya. Jika diakumulasi, kontraksi aktivitas manufaktur di tahun 2024 terjadi sebanyak 4 kali. Pemerintah dan Bank Sentral China (PBoC) telah memberikan stimulus untuk mengatasi turunnya daya beli, risiko deflasi dan krisis sektor properti," lanjutnya.
(ara/ara)Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.