12 Kapal Pelni Sudah Uzur, Masih Harus Kerja Keras hingga 2027

PT Pelni (Persero) berencana akan mengganti sejumlah armada kapal tuanya yang telah berusia hingga 39 tahun. Namun demikian, proses pengadaannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Direktur Utama Pelni Tri Andayani mengatakan, dari total 26 kapal yang dimiliki Pelni, saat ini ada 12 kapal yang sudah mencapai usia di atas 30 tahun dan harus dipensiunkan. Salah satunya ialah Kapal Umsini yang telah berusia 39 tahun.

Andayani menjelaskan, pihaknya telah direstui DPR mendapatkan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 1,5 triliun untuk uang muka pengadaan 3 buah kapal penumpang baru untuk menggantikan kapal lama yang mau menyentuh usia kepala empat. Akan tetapi, proses pengadaannya memakan waktu 24-36 bulan alias 2-3 tahun.

"Jadi kalau tadi yang tertua 39 tahun (umurnya), nanti dia 42 tahun (2027) baru ganti," kata Andayani, ditemui usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI di Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (2/7/2024).

Sementara itu, kapal-kapal berusia tua ini masih harus terus beroperasi hingga penggantinya tiba. Pasalnya, apabila kapal ini langsung diistirahatkan tahun ini dan berhenti beroperasi, pergerakan penumpang dan ekonomi akan terganggu.

"Kapal itu melayari atau menyinggahi jalur-jalur kapal tersebut itu akan berdampak signifikan terhadap perekonomian di daerah-daerah yang disinggahi kapal tersebut," terangnya.

Pelni sendiri diberi waktu hingga 5 tahun ke depan untuk mengganti kapal-kapal tua ini. Berkaca pada hal tersebut, Andayani mengasumsikan dalam satu tahun harus ada penggantian minimal 2-3 kapal.

Untuk mengganti kapal-kapal yang tua ini, pihaknya akan terus mengajukan pengadaan kapal di tahun-tahun berikutnya. Adapun untuk satu unit armada kapal diasumsikan memiliki nilai Rp 1,5 triliun. Dengan demikian, untuk 2025 mendatang setidaknya Pelni akan mengajukan PMN sebesar Rp 3 triliun dalam rangka pelunasannya.

Di sisi lain, menurutnya idealnya armada kapal yang dioperasikan Pelni mencapai 39 armada dengan asumsi perjalanan 2 minggu. Hal ini berkaca pada okupansi kapal-kapal Pelni yang bisa mencapai 150%, utamanya di masa liburan Panjang. Dalam hal ini, ada peningkatan penumpang yang signifikan di waktu-waktu tersebut.

Andayani mengatakan, hal ini telah disampaikannya kepada Kementerian Perhubungan dan tengah dilakukan kajian. Tapi meski okupansi melebihi batas hingga 150%, ia menjamin kondisi ini aman. Pasalnya okupansi maksimum untuk aspek keselamatan armada Pelni mencapai 225%.

"Kalau selama ini yang tersedia yang available di seluruh armada Pelni itu jumlahnya mencapai 225%. Jadi Ketika terjadi lonjakan penumpang sampai 150% pun itu dari aspek keselamatan itu tidak masalah," kata Andayani.

Sebagai tambahan informasi, Kapal Umsini menjadi salah satu jenis kapal yang kerap mendapat sorotan publik karena sejumlah permasalahannya. Kapal ini merupakan kapal tertua milik Pelni yang usianya hampir menginjak kepala empat.

Pada bulan Juni lalu, masyarakat digegerkan dengan tragedi kebakaran Kapal Umsini di Pelabuhan Soekarno Hatta di Makassar. Adapun kapal ini memuat 1.677 penumpang tujuan Surabaya, Jakarta, dan Kijang. Insiden itu pun menyebabkan para penumpang panik berhamburan hingga ada yang lompat dari kapal. Perjalanan pun akhirnya mengalami keterlambatan.