Wellness Tourisms Indonesia Diminati, Mustika Ratu (MRAT): Potensinya Besar

IDXChannel - Industri wellness tourism global, yang sempat terpukul oleh pandemi covid-19 kini diklaim telah mulai pulih.

Tak tanggung-tanggung, nilai potensinya pada 2022 bahkan ditaksir telah mencapai USD5,6 triliun, meningkat 14 persen dari kondisi di 2019, yang notabene sebelum pandemi terjadi. Setelah mengalami penurunan pada 2020, industri ini tumbuh secara signifikan pada tahun-tahun berikutnya.

Baca Juga:

Kejar Pertumbuhan Berkelanjutan, Mustika Ratu (MRAT) Siapkan Strategi Khusus di 2024

Menurut Global Wellness Institute, kategori Spa dalam Wellness Economy menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 22 persen antara 2020 hingga 2022, yang secara signifikan di atas rata-rata pertumbuhan dari semua 11 sektor Wellness Economy yaitu 12,1 persen.

Hal ini menunjukkan pemulihan yang baik dan peningkatan minat masyarakat dunia akan spa. Di Indonesia sendiri jumlah kunjungan wisatawan mancanegara menunjukkan tren positif yang menggembirakan.

Baca Juga:

Sukses Moncer di Tengah Pasar yang Dinamis, Begini Strategi Mustika Ratu (MRAT)

Dari 7,3 juta kunjungan pada tahun 2019, angka tersebut menurun selama pandemi, namun kemudian meningkat menjadi 5,47 juta pada 2022 dan melonjak hingga 11,68 juta pada 2023. Peningkatan ini menandakan pemulihan yang kuat dari industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.

"Pada 2023, kami telah menerapkan berbagai inisiatif strategi agar dapat meningkatkan kinerja, salah satunya dengan berfokus pada pengembangan inovasi produk. Dewan Komisaris juga menilai kinerja Direksi telah memenuhi hasil yang ditetapkan dan selaras dengan rencana kerja serta pelaksanaan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik," ujar Presiden Komisaris PT Mustika Ratu Tbk (MRAT), Djoko Ramiadji, dalam keterangan resminya, Rabu (3/7/2024).

Baca Juga:

RUPS Rampung, Mustika Ratu (MRAT) Siapkan Strategi Ekspansi di 2024

Salah satu destinasi spa yang telah lama menjadi pilihan wisatawan bagi pencinta perawatan spa baik di dalam maupun luar negeri adalah Taman Sari Royal Heritage (TSRH) Spa, yang merupakan salah satu contoh keunggulan yang dimiliki spa Indonesia dalam wellness tourism. 

Taman Sari Royal Heritage (TSRH) Spa turut membuka potensi investasi melalui sistem bisnis franchise. Mengusung unsur tradisional yang memungkinkan para penikmat spa untuk menikmati kombinasi terapi air, ramuan alami tradisional Jawa, serta perawatan tubuh menggunakan bahan-bahan tradisional telah lama menjadi pilihan utama bagi pencinta perawatan spa baik di dalam maupun luar negeri.

Direktur MRAT, Kusuma Ida Anjani, mendeskripsikan potensi besar Indonesia dalam mengoptimalkan wellness tourism. 

"Dengan populasi terbesar keempat di dunia, kami berupaya meningkatkan potensi ini melalui kerja sama dengan Sheraton Jogjakarta Hotel, yang menyediakan spa wellness tourisms center dekat Prambanan. Kami menawarkan perawatan spa dan ruang meditasi untuk memberikan pengalaman tak terlupakan dalam mendapatkan definisi kesehatan yang sesungguhnya," ujar Kusuma.

Terinspirasi dengan tradisi pijat ala keraton, (almh) Dr. Hj. B.R.A. Mooryati Soedibyo S.S., M.Hum, cucu Raja Kasunanan Surakarta Paku Bowono X dan pendiri Mustika Ratu, mendirikan Taman Sari Royal Heritage sebagai bagian dari upaya untuk memperluas bisnis ke wilayah wellness dan spa. 
Hingga kini, Taman Sari Royal Heritage Spa sudah berada di berbagai wilayah baik Indonesia seperti Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Cianjur, Pati, maupun mancanegara seperti Canada, Prague dan Malaysia. (TSA)