Wastra Pulau Dewata yang Mendunia 04 Jul 2024, 17:03
· Views 37
View translation
Bali - Masyarakat Bali dikenal kreatif juga selalu menjaga dan melestarikan berbagai warisan budaya yang ada. Salah satunya adalah wastra atau kain tradisional.
Pulau Dewata tidak hanya kaya dengan seni budaya dan kekayaan alamnya, masyarakatnya yang dikenal kreatif juga selalu menjaga dan melestarikan berbagai warisan budaya yang ada. Salah satunya adalah wastra atau kain tradisional.
Salah satu kain yang menjadi warisan luhur di Bali adalah kain tenun endek. Endek berasal dari kata “gendekan” atau “ngendek” yang berarti diam atau tetap, tidak berubah warnanya. Motif kain itu dibuat dengan cara diikat. Saat dicelup, warna benang yang diikat tetap atau tidak berubah. Inilah yang disebut “ngendek”.
Kain endek tidak hanya memiliki nilai estetika tinggi, tetapi juga memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat Bali. Tidak hanya digunakan untuk melakukan upacara adat, saat ini busana berbahan kain endek juga telah umum digunakan masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari.
Penggunaan kain endek dalam aktivitas masyarakat telah diperkuat dengan adanya sejumlah kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Gubernur Bali saat itu, Wayan Koster mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali sebagai bentuk keberpihakan kepada produk warisan budaya lokal dari IKM dan UMKM masyarakat Bali.
Kain tenun endek Bali juga telah dicatatkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional pada tahun 2020.
Pesona kain endek Bali semakin mendunia ketika rumah mode Christian Dior memilih kain tenun endek Bali sebagai wastra pertama dari Indonesia yang digunakan sebagai bahan baku koleksi busana musim semi dan musim panas tahun 2021 yang diperagakan dalam ajang Paris Fashion Week pada akhir bulan September 2020.
Di Bali saat ini, busana berbahan kain endek sudah umum dikenakan oleh masyarakat termasuk generasi muda dalam aktivitasnya sehari-hari. Kain tradisional tersebut terbukti mampu membuat pemakainya tetap tampil kekinian bila dipadukan dengan fesyen bergaya modern.
Semakin meningkatnya minat masyarakat mengenakan busana dari kain tenun endek membuat permintaan terhadap kain itu juga naik. Selain itu, kain tradisional tersebut juga terus diekspor ke berbagai negara serta banyak yang dibeli langsung oleh wisatawan mancanegara saat mereka berwisata ke Pulau Dewata.
Berbagai kebijakan pemerintah dan upaya pelestarian, perlindungan serta promosi wastra tersebut seperti saat penyelenggaraan KTT G20 di Bali saat ini telah terlihat dan membuahkan hasil. Para pelaku UMKM yang memproduksi kain tenun itu terus berkembang dan bergeliat meskipun pada waktu bersamaan juga menghadapi suatu tantangan baru yakni regenerasi para penenun kain endek.
Dengan segala pesona keindahan dan nilai yang dimilikinya, saat ini kain tenun endek tidak hanya menjadi simbol kekayaan warisan budaya Bali, tetapi juga menjadi aset penting bagi pertumbuhan ekonomi dan UMKM di Bali. Melalui upaya bersama diharapkan kain endek bisa terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekaligus dapat terus lestari.
Reprinted from detik_id ,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website:
https://www.followme.com
Reward
If you like, reward to support.
Hot
No comment on record. Start new comment.