Note

Ini Toh Alasan Penjual Sering Kasih Harga Rp 99 Alias Tidak Bulat

· Views 35
Ini Toh Alasan Penjual Sering Kasih Harga Rp 99 Alias Tidak Bulat
Foto: iStock
Jakarta

Saat berkunjung ke minimarket atau toko-toko tertentu, pengunjung kerap menemukan barang dengan harga tidak bulat. Misalkan Rp 99.000 atau Rp 4.900 dan lain sebagainya.

Melansir dari Lifepal, Selasa (9/7/2024), pemberian harga semacam ini merupakan salah satu strategi penjualan atau marketing yang sering dilakukan pemilik toko atau perusahaan retail.

Dijelaskan peningkatan penjualan bisa dilakukan dengan memainkan harga jual sesuai dengan psikologi pembeli. Teknik atau strategi ini banyak dikenal dengan istilah 'psychological pricing'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya pebisnis atau pemilik usaha menetapkan harga produknya secara strategis demi mendapatkan respons emosional pelanggan guna mendorong penjualan, termasuk membuat harga jadi tidak bulat atau diakhiri dengan Rp 999 sekian.

Sebagai contoh, harga pakaian yang dijual suatu toko awalnya Rp 400.000, kemudian toko tersebut membuatnya lebih unik mengurangi digit paling kiri, dan menambahnya dengan deretan angka 9 hingga ke digit paling kanan, menjadi Rp399.999. Bisa juga harga baju Rp350.000 tapi kemudian ditulis di-tag harga menjadi Rp 349.000.

ADVERTISEMENT

Masih menurut Paypal, sebelumnya Universitas Chicago pernah melakukan penelitian penerapan harga ini di pakaian wanita. Mereka menjajakan baju dengan harga US$ 34, US $39, dan US $44. Hasilnya yang paling banyak terjual adalah seharga US $39 meskipun ada yang lebih murah dari itu.

Hal yang sama juga disampaikan situs aplikasi konsultan usaha dan akutansi online, Akurat, secara tradisional banyak pedagang telah mempraktikkan hal ini dengan memberi harga yang diakhiri dengan angka ganjil seperti 5, 7, atau 9.

Misalnya, pengecer akan memberi harga produk pada US$ 8,99 bukan US$ 9. Dari perspektif pelanggan, tampaknya pengecer telah memangkas harga semurah mungkin hingga tercipta angka-angka ganjil itu.

Menurut situs tersebut, pada akhirnya para pembeli lebih sering membaca US$ 8,99 jadi US$ 8 sekian, bukan US$ 9. Hal ini membuat kesan harga barang itu tampak lebih baik.

Kemudian dalam buku milik William Poundstone berjudul "Priceless" terdapat delapan studi tentang penggunaan "harga pesona" (harga yang diakhiri dengan angka ganjil) dan menemukan bahwa hal ini mampu meningkatkan penjualan rata-rata sebesar 24% jika dibandingkan dengan harga yang bulat.

Kemudian dari berbagai angka ganjil yang bisa digunakan, angka 9 menjadi yang tertinggi dalam banyak strategi penetapan harga ritel. Karena itulah banyak penjual atau minimarket yang menjual produknya dengan harga ganjil atau diakhiri dengan Rp 999

(fdl/fdl)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.