Bursa Asia Beragam Pasca Pidato Powell, Data China Jadi Fokus Pasar

IDXChannel - Bursa Asia bergerak beragam pada perdagangan Rabu (10/7/2024) seiring pasar mencerna pidato ketua bank sentral Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) semalam.

Di samping itu, pasar juga mencerna sejumlah data terbaru perekonomian China.

Baca Juga:

Harga Minyak Cenderung Melemah Pekan Ini, Pasar Cermati Stok di AS

Indeks saham Hong Kong dan Jepang menguat, sementara indeks di China, Australia hingga Korea Selatan melemah.

Pada pukul 09.20 WIB, indeks saham Nikkei 225 Jepang melanjutkan kenaikan 0,21 persen di level 41. 665,66, dan masih berada di kisaran level tertinggi baru alias new all-time high (ATH) dalam perjalanan indeks Jepang tersebut.

Baca Juga:

GOTO Mulai Realisasikan Buyback Saham Senilai Rp3,82 Miliar

Nama lainnya, indeks Shanghai Composite turun 0,21 persen di level 2.953, melanjutkan pelemahan sesi sebelumnya di tengah data terbaru ekonomi China. Indeks Hang Seng Hong Kong justru menguat 0,96 persen di level 17.690,6.

Lebih lanjut, indeks KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,19 persen di level 2.861,96 dan indeks ASX 200 Australia melemah 0,42 persen di level 7.797,1. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:

Inflasi China Cuma 0,2 Persen pada Juni 2024, Ancaman Deflasi Belum Reda

Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,21 persen di level 7.288 pada pukul 09.28 WIB. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup menguat 0,26 persen ke level 7.269,8.

Tingkat inflasi tahunan China dilaporkan turun tipis menjadi 0,2 persen yoy pada Juni 2024 dari 0,3 persen pada dua bulan sebelumnya, jauh di bawah perkiraan pasar sebesar 0,4 persen.

Ini merupakan inflasi konsumen selama lima bulan berturut-turut namun merupakan angka terendah sejak Maret, karena harga pangan turun selama 12 bulan sementara inflasi non-makanan stabil. Sementara itu, harga produsen menyusut sebesar 0,8 persen yoy, melanjutkan penurunan selama 21 bulan.

Indeks harga produsen China juga turun 0,8 persen yoy pada Juni 2024, sesuai dengan perkiraan dan mengikuti angka penurunan 1,4 persen pada Mei.

Hal ini menandai kontraksi harga di tingkat pabrik selama 21 bulan berturut-turut, namun merupakan penurunan terlemah sejak Januari 2023, di tengah berbagai langkah dukungan dari pemerintah.

Di AS, pasar merespons pidato Powell semalam yang mengindikasikan ekonomi negeri paman Sam berada pada jalur pemulihan.

Powell mengatakan, inflasi telah mengalami kemajuan pesat sejak mencapai puncaknya dalam empat dekade dua tahun lalu.

Namun, pejabat bank sentral masih ingin melihat lebih banyak kemajuan sebelum memangkas suku bunga, di tengah tetap memperhatikan pasar kerja.

“Kami memperkirakan tidak tepat untuk mengurangi kisaran target suku bunga dana federal sampai kami mendapatkan keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2 persen,” kata Powell dalam kesaksian yang disampaikan kepada kongres, Selasa (9/7).

Selama dengar pendapat tersebut, Powell tidak menyebutkan kemungkinan pemotongan suku bunga pada tahun ini, atau memberikan petunjuk apa pun mengenai waktu penurunan suku bunga pertama.

“Namun, data inflasi terbaru menunjukkan sedikit kemajuan dan data yang lebih baik akan memperkuat keyakinan kami bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2 persen,” tambah Powell.

Powell hadir di hadapan Komite Perbankan Senat untuk menyampaikan laporan kebijakan moneter paruh tahun 2024 kepada Kongres. (ADF)