Usai Merger Tiga Tahun, Bos BSI Ungkap Dampak Ini

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyampaikan dampak positif yang didapatkan usai merger pada 2021 lalu. BSI merupakan hasil merger dari tiga bank, yakni BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan merger dapat memperbesar skala bisnis. Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya nasabah BSI sebanyak 6 juta nasabah sejak merger. Angka ini menjadikan BSI sebagai bank dengan jumlah nasabah terbesar kelima di Indonesia.

"Ada tambahan 6 juta pelanggan pasca merger. BSI juga menjadi bank dengan jumlah jaringan terbesar kelima Indonesia dengan jumlah 1.039 cabang," kata Hery dalam acara Mega Merger in The Pandemic Era, Jakarta, Kamis (11/7/2024).

Lebih lanjut, Hery menyebut setelah merger, BSI mencatatkan kinerja keuangan yang bagus. Hal ini dapat dilihat dari total aset mencapai Rp 353 triliun dan laba bersih tahun 2023 mencapai Rp 5,7 triliun.

Atas capaian tersebut, BSI masuk jajaran Top 10 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar, seiring dengan meningkatnya harga saham emiten yang melesat. Adapun kapitalisasi pasar BSI menyentuh Rp131,47 triliun.

"Kinerja tersebut membuat saham mempunyai return terbaik dan masuk 10 besar Global Islamic Bank by market cap," jelasnya.

Tak berhenti sampai di situ, Hery menambahkan pihaknya akan membuka cabang di Jeddah, Uni Emirat Arab. Sebelumnya, pihaknya telah mendapatkan izin usaha kantor cabang penuh di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Penambahan cabang di Jeddah ini karena dia melihat ada potensi islamic ecosystem, terutama dari bisnis haji dan umroh.

"Kita lagi nunggu hilal ya buat dapatkan cabang di Jeddah karena value chain setahun bisa Rp 90-100 triliun. Wajar kita ingin punya cabang di Jeddah. Belum lagi jamaah haji dan umroh kita," terangnya.