Kabar Pasar Uang: Dolar Melemah Imbas Inflasi AS, Yen Menguat
IDXChannel - Indeks dolar melemah ke level 104,5 pada perdagangan Jumat (12/7/2024) dan diperkirakan akan turun untuk pekan kedua berturut-turut karena data terbaru inflasi Amerika Serikat (AS).
Data terbaru ini memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
Pada perdagangan Kamis, indeks dolar jatuh ke level 104,08 setelah data menunjukkan, tingkat inflasi tahunan di AS turun untuk bulan ketiga berturut-turut menjadi 3 persen pada Juni, menandai level terendah dalam satu tahun dan meleset dari ekspektasi pasar sebesar 3,1 persen.
CPI bulanan juga turun 0,1 persen meskipun ada perkiraan kenaikan 0,1 persen. Investor sekarang menantikan data inflasi produsen AS pada hari ini untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut mengenai tren harga.
Pasar kini memperkirakan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed sebesar 93 persen pada September, naik dari 73 persen yang merupakan perkiraan pada Rabu.
Intervensi Bank Sentral Jepang
Secara eksternal, dolar mendapat tekanan dari penguatan yen di tengah dugaan intervensi otoritas Jepang.
Pagi ini, yen Jepang menguat di level 159,3 terhadap dolar AS. Yen Jepang berfluktuasi karena dugaan intervensi dari otoritas Jepang setelah data inflasi AS yang lebih dingin dari perkiraan.
Pada sesi Kamis (11/7), yen melonjak sebanyak 2,6 persen menjadi 157,42 per dolar, dengan media lokal mengklaim langkah tersebut dipicu oleh pembelian resmi untuk mendukung mata uang tersebut setelah jatuh ke posisi terendah dalam 38 tahun.
Penguatan yen merugikan prospek keuntungan industri-industri Jepang yang bergantung pada ekspor dan menjadikan aset-aset Jepang lebih mahal bagi investor asing.
Nikkei Asia Review juga melaporkan bahwa BOJ melakukan pemeriksaan suku bunga dengan bank-bank pada pasangan euro-yen pada Jumat, meningkatkan kekhawatiran akan intervensi lebih lanjut.
Sementara itu, diplomat mata uang terkemuka Masato Kanda menolak untuk mengkonfirmasi apakah pemerintah mempunyai andil dalam kenaikan yen.
Investor juga menantikan pertemuan kebijakan BOJ pada akhir Juli yang diperkirakan akan mengumumkan rencana pengurangan pembelian obligasi dan kemungkinan menaikkan suku bunga lagi.
"Reaksi yen terhadap dua putaran terakhir dugaan intervensi sangat berbeda. Otoritas Jepang perlu menindaklanjuti dengan tindakan lebih lanjut seperti intervensi verbal yang tegas, atau lebih baik lagi, pengetatan pada pertemuan BOJ Juli," kata Charu Chanana, kepala strategi mata uang di Saxo.
Tokyo melakukan intervensi pada akhir April dan awal Mei, menghabiskan sekitar 9,8 triliun yen untuk mendukung mata uang tersebut.
Namun, yen telah melampaui level tersebut, menyentuh level terendah dalam 38 tahun di 161,96 pada minggu lalu karena perbedaan besar antara suku bunga AS dan Jepang.
Kesenjangan ini telah menciptakan peluang perdagangan yang sangat menguntungkan, di mana para trader yang meminjam yen dengan suku bunga rendah dapat berinvestasi dalam aset-aset bernilai dolar untuk mendapatkan keuntungan lebih tinggi, yang dikenal sebagai carry trade.
"Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang bergejolak karena pasar gelisah mengenai intervensi namun carry trade masih sangat menarik untuk menjual yen dan pergeseran fundamentalnya hanya kecil setelah inflasi AS yang lebih dingin tadi malam," ujar Chanana.
Tom Hopkins, manajer portofolio senior di BRI Wealth Management menambahkan, laporan inflasi AS akan menambah kepercayaan pasar.
“Meski belum mencapai titik tersebut, jalan terbuka untuk penurunan suku bunga dalam waktu dekat dan kami masih memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga kebijakan dana federal yang restriktif sebesar 25 basis poin pada September,” kata Hopkins.
Kini, dolar AS berada dalam posisi defensif, dengan indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang rivalnya, berada di 104,38, tidak jauh dari level terendah satu bulan di 104,07 yang dicapai pada hari Kamis. (ADF)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.