Apa Itu Rasio Keuangan? Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Perhitungannya bagi Investor

IDXChannel—Apa itu rasio keuangan beserta pengertian, jenis, manfaat, dan cara perhitungannya? Dalam investasi pasar modal, rasio keuangan digunakan untuk menganalisa dan menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. 

Melansir BFI Finance (15/7), rasio keuangan merupakan alat analisa keuangan yang dapat berfungsi sebagai tolok ukur atau parameter dalam menilai kinerja perusahaan, terutama dalam efisiensi penggunaan sumber daya dan pengelolaan keuangan perusahaan. 

Baca Juga:

Inilah Cara Menghitung Current Ratio dan Pengertiannya

Perhitungan rasio keuangan menggunakan beberapa komponen pada laporan keuangan. Antara lain catatan laba rugi, arus kas, neraca, dan sebagainya. Bagi investor saham, rasio keuangan dapat menjadi data pendukung untuk pengambilan keputusan. 

Dengan indikator-indikator pada rasio keuangan, investor dapat mengetahui seberapa baik emiten menghasilkan laba dengan sumber dayanya, menentukan mahal atau tidak harga suatu saham berdasarkan perolehan laba, seberapa besar potensi labanya, dan sebagainya. 

Baca Juga:

Ketahui Rumus ROE dan Cara Perhitungannya untuk Melihat Keuntungan Bisnis  

Ada beberapa jenis rasio keuangan yang umum digunakan dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan. Antara lain rasio likuditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas. 

Apa saja manfaat dari penggunaan rasio keuangan bagi investor? Berikut ini adalah beberapa  manfaat rasio keuangan bagi pengambilan keputusan investor: 

Baca Juga:

Inilah Rumus ROA dan Contoh Perhitungannya yang Perlu Diketahui dalam Bisnis   

• Mengetahui dan mengukur kinerja keuangan emiten
• Mengetahui kemampuan emiten membayar utang dan kewajiban finansialnya
• Membandingkan kinerja emiten dengan perusahaan lainnya dalam sektor usaha yang sama
• Membantu perkiraan atau proyeksi kinerja emiten di masa mendatang

Rasio Keuangan: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Perhitungannya

1. Rasio Likuiditas 

Rasio likuiditas mengukur kemampuan emiten atau perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya. Seperti diketahui, semua perusahaan memiliki kewajiban finansial yang berasal dari kegiatan operasional dan produksinya. 

Ada tiga jenis rasio likuiditas, yakni rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash ratio), dan rasio cepat (quick ratio). Rasio Lancar menghitung perbandingan antara aset lancar dengan liabilitas atau kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan.

Rasio kas mengukur kemampuan emiten untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan kas perusahaannya. Sementara rasio cepat mengukur perbandingan membayar kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan. 

Pada rasio kas dan rasio cepat, semakin hasilnya mendekati 100%, maka semakin baik bagi emiten. Persentase rasio kas dan rasio cepat menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan. Berikut cara menghitungnya: 

• Rasio lancar = Aktiva Lancar : Utang Lancar x 100%
• Rasio Kas = Kas + Efek : Utang Lancar
• Rasio Cepat = Kas + Efek + Utang Lancar x 100% 

2. Rasio Profitabilitas 

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan emiten menghasilkan laba dari kegiatan usahanya. Beberapa rasio profitabilitas yang umum dipakai antara lain rasio laba kotor (gross profit margin), rasio laba bersih (net profit margin/NPM), rasio laba operasi (operating net income), return on equity (ROE), return on asset (ROA), dan return on investment (ROI). 

Rasio laba bersih dan kotor digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari persentase penjualan. Sementara rasio laba operasi menghitung pendapatan laba operasional sebelum bunga dan pajak. 

Adapun return on equity menghitung kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari ekuitasnya. Return on asset menghitung kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset perusahaan. 

Demikian pula dengan return on investment, mengukur perolehan laba dari investasi perusahaan. Berikut ini adalah beberapa cara perhitungannya: 

• Rasio laba kotor = Laba Kotor : Penjualan
• Rasio laba bersih = Laba Bersih (setelah pajak) : Penjualan
• ROA = Laba sebelum pajak dan bunga : jumlah aset
• ROE = Ekuitas pemilik saham x 100%
• ROI = (total penjualan – biaya investasi) : biaya investasi x 100% 

3. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas mengukur kemampuan emiten membayar atau memenuhi kewajiban keuangan dalam jangka panjang. Rasio solvabilitas yang umum digunakan investor pasar modal adalah debt to equity ratio (DER). 

Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur perbandingan total utang yang dimiliki emiten terhadap ekuitasnya. Rumus perhitungannya adalah: 

DER = Total Kewajiban : Total Ekuitas 

Investor umumnya menggunakan rasio-rasio keuangan di atas untuk membantu pengambilan keputusan beli atau jual. Hasil perhitungan rasio keuangan bisa berubah secara berkala. 

Seperti diketahui, perusahaan akan melakukan perhitungan keuangan secara berkala pula. Pada emiten-emiten di pasar modal, umumnya laporan keuangan beserta rasio keuangannya diperbarui tiap kuartal, semester, dan tahunan. 

Itulah penjelasan tentang  rasio keuangan beserta pengertian, jenis, manfaat, dan cara perhitungannya bagi investor pasar modal. (NKK)