Note

Dikepung Tren Depresiasi Rupiah dan Likuiditas Ketat, Begini Prospek BBNI Versi Analis

· Views 44
Dikepung Tren Depresiasi Rupiah dan Likuiditas Ketat, Begini Prospek BBNI Versi Analis
Dikepung Tren Depresiasi Rupiah dan Likuiditas Ketat, Begini Prospek BBNI Versi Analis (foto: MNC media)

IDXChannel - Pelemahan nilai tukar rupiah serta ketatnya likuiditas valas dikhawatirkan membawa efek domino ke pasar keuangan Tanah Air.

Tak terkecuali, dan justru terutama bagi sektor perbankan. Dalam kondisi demikian, manajemen risiko yang baik menjadi krusial bagi sebuah lembaga keuangan.

Baca Juga:
Dikepung Tren Depresiasi Rupiah dan Likuiditas Ketat, Begini Prospek BBNI Versi Analis Analisis Saham Pilihan: BRIS, BBNI, TOWR, BRPT

Nilai tukar rupiah, berdasarkan kurs JISDOR per 10 Juli 2024, ditutup di Rp16.256/USD. Meski telah menguat dari posisi terendahnya di Rp16.458/USD, mata uang nasional masih terdepresiasi 5,1 persen sepanjang 2024.

Pelemahan nilai tukar yang berlangsung membuat kebijakan suku bunga tetap tinggi, sehingga likuiditas menjadi lebih ketat. Selain itu, kebijakan bank sentral AS (the Fed) yang masih hawkish turut menekan likuiditas valas di perekonomian.

Baca Juga:
Dikepung Tren Depresiasi Rupiah dan Likuiditas Ketat, Begini Prospek BBNI Versi Analis Dikabarkan Bakal Divestasi Saham BSI (BRIS), Ini Kata BNI (BBNI)

Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan likuiditas dolar dibutuhkan dalam perbankan, namun eksposur risikonya juga harus diperhatikan.

Untuk mengatasi risiko nilai tukar, dia meyakini perbankan akan melakukan hedging untuk menjaga pergerakan nilai tukarnya.

Baca Juga:
Dikepung Tren Depresiasi Rupiah dan Likuiditas Ketat, Begini Prospek BBNI Versi Analis BBNI Kantongi Restu Buka Kantor di Australia

"Pelemahan rupiah juga harus diperhatikan dari sisi pemberian kredit dalam bentuk valuta asing, untuk tetap menjaga rasio keuangan yang mereka miliki," ujar Maximilianus.

Di tengah kondisi yang menantang ini, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), yang dikenal dengan bisnis international banking yang kuat, telah menyiapkan strategi manajemen risiko yang jitu.

Salah satunya, BBNI menerapkan strategi likuiditas yang konservatif, memastikan kemampuan yang cukup untuk ekspansi bisnis tanpa mengorbankan likuiditas serta menjaga cost of fund (CoF) di level yang dapat dikelola.

Bank pelat merah ini berupaya mendiversifikasi sumber pendanaannya, bukan hanya dari masyarakat tetapi juga melalui penerbitan instrumen keuangan seperti obligasi. Belum lama ini, bank dengan logo 46 tersebut sukses menerbitkan global bond senilai USD500 juta.

Aksi korporasi ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas valas perseroan yang saat ini cenderung mengetat di perekonomian. Selain itu, nilai penerbitan yang optimal serta fundamental perseroan yang solid membuat CoF tetap terjaga.

Tidak hanya mendiversifikasi sumber pendanaan, BBNI juga terus mendorong fee-based income dengan memanfaatkan momentum melalui fasilitas trading valas.

Hal ini diharapkan mampu mendorong pendapatan bank ketika tren penurunan marjin bunga bersih (NIM) di sektor perbankan masih berlangsung.

Berdasarkan laporan keuangan BBNI (bank only) pada Mei 2024, pendapatan dari komisi/provisi/fee dan administrasi mencapai Rp4,2 triliun, meningkat 7,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,9 triliun.

Hal lain yang menggembirakan adalah meskipun suku bunga tinggi dan depresiasi nilai tukar dicemaskan dapat menurunkan kualitas portofolio kredit perbankan, BBNI justru terus membukukan perbaikan kualitas kredit yang tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) yang terus menurun.

Tren penurunan kredit macet ini membuat beban biaya kredit perseroan juga turun. Per akhir Mei 2024, BBNI (bank only) mencatatkan beban pencadangan kredit sebesar Rp2,8 triliun, turun 20,1 persen secara tahunan dari Rp3,5 triliun pada Mei 2023.

Inilah yang menjadi salah satu kekuatan BBNI menurut Analis Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi, dalam catatan risetnya.

"Pertumbuhan pinjaman tetap solid sebesar +12,6 persen YoY pada Mei 2024, BBNI berhasil meningkatkan imbal hasil pinjamannya menjadi 6,7 persen dibandingkan 6,5 persen pada April 2024, sehingga memungkinkan bank tersebut membukukan NIM lebih tinggi sebesar 3,9 persen pada Mei 2024, CoC juga tetap rendah di 0,7 persen dibandingkan satu persen pada periode yang sama tahun lalu," tulis Prasetya, dalam catatan riset. (TSA)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.