Pasardana.id - Bank Indonesia (BI) menilai, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi di tengah prospek perekonomian dunia yang kuat.
Hal ini mengakibatkan aliran modal ke negara berkembang relatif terbatas.
Data BI mencatat, hingga 15 Juli 2024, investor asing yang masuk lewat SRBI, yang tecermin dari kepemilikan nonresiden mencapai Rp220,35 triliun (28,42% dari total outstanding).
Demikian diungkapkan Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam keterangan pers RDG Bank Indonesia, Rabu (17/7).
Di sisi lain, lanjut Perry, ekonomi global pada 2024 diprakirakan tumbuh sebesar 3,2% sesuai prakiraan didorong Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Pertumbuhan ekonomi AS tetap baik ditopang oleh konsumsi dan stimulus fiskal.
Ekonomi Eropa diprakirakan tumbuh lebih tinggi didorong oleh perbaikan ekspor dan investasi.
Sementara itu, ekonomi Tiongkok belum kuat dipengaruhi lemahnya permintaan domestik.
Inflasi AS pada bulan Juni 2024 lebih rendah dari prakiraan dipengaruhi oleh inflasi energi dan perumahan yang menurun.
Hal ini mendorong prakiraan penurunan suku bunga kebijakan AS (Fed Funds Rate/FFR) dapat lebih cepat dari proyeksi sebelumnya pada akhir tahun 2024, di tengah yield US Treasury 10 tahun yang tetap tinggi karena kebutuhan defisit anggaran Pemerintah AS.
“Perkembangan ini berimplikasi pada perlu terusnya penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global terhadap perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia,” tandas Perry.
Hot
No comment on record. Start new comment.