Aduh! Industri Hulu Migas Lagi Susah Cari Tukang Las
Tukang las atau welder kini jadi incaran industri hulu minyak dan gas bumi (migas). Hal itu disampaikan Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo saat menjawab pertanyaan terkait investasi hulu migas yang diperkirakan tak sampai target hingga akhir tahun.
Sebagaimana diketahui, realisasi investasi hulu migas pada semester I 2024 sebesar US$ 5,6 miliar dari target US$ 7,43 miliar. Sementara, investasi hulu migas pada akhir tahun diproyeksikan US$ 15,7 miliar, dari target US$ 17,7 miliar.
Wahju menerangkan, kegiatan hulu migas menghadapi tantangan karena persoalan cuaca. Hal ini membuat mobilisasi peralatan terhambat. Imbasnya, berdampak juga pada kegiatan pengeboran.
"Untuk menjawab investasi full year, detailnya sih ada tapi gini, contoh yang sampai saat ini terhambat itu kan pemboran yang kemarin karena hujan menggerakkan unit sebesar itu apalagi di Sumatera kalau infrastruktur jalannya kurang ini pasti terlambat, makanya sekarang kita ada terlambat sekitar 80 sumur yang belum bisa dibor, yang seharusnya dibor di semester satu," paparnya dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (19/7/2024).
Namun, ia optimistis kegiatan pengeboran itu bisa dikejar. Hal ini mengingat peralatan-peralatan sudah tersedia.
"Tetapi itu nanti kita bisa catch up semoga saja karena memang unitnya sudah ada dan unit-unit yang baru, rig yang baru datang ini relatively non-productive time-nya lebih bagus," imbuh dia.
Lantas, ia pun bercerita, pasokan LNG akan terus naik ke depannya. Pasokan itu terutama didorong oleh Amerika Serikat dan Qatar. Kondisi itu berimplikasi pada peralatan-peralatan yang dibangun saat ini. Oleh karena itu, Indonesia bersaing saat ini.
"Kapasitas LNG itu akan sangat naik terutama dari Qatar dan Amerika , itu kan akan naik di 2026, 2027, 2028. Itu naiknya tinggi sekali. CCUS kapasitasnya juga akan naik di tahun itu. Implikasinya apa? Implikasinya itu saat ini peralatan-peralatan itu sedang dibangun. Sehingga nanti on stream-nya di situ gede-gedean. Nah itu sekarang kita bersaing," paparnya.
Ia melanjutkan, saat ini saja mencari tukang las susah. Pada proyek Tangguh misalnya, untuk menyiapkan proyeknya, orang Papua atau warga setempat diberi pelatihan untuk menjadi tukang las.
Namun, orang-orang yang menjadi tukang las itu justru direkrut ke Batam. Kondisi itu membuat proyek Tangguh kekurangan tukang las.
"Saat ini Pak cari welder itu susah. Welder aja susah. Mungkin itu bisa jadi lowongan pekerjaan itu," katanya.
"Sekarang mereka itu di-hire pada lari ke Batam. Karena memang fabrikasi kan banyak di Batam. Di sisi lain itu good news karena ternyata apa yang di training dari penduduk lokal itu juga di-accept, berstandar untuk bisa dipakai di Batam. Tadi di sisi lain, Tangguh juga suffering karena pergi kan," ungkapnya.
Tambahnya, kondisi saat ini menunjukkan jika industri hulu migas tidak redup atau sunset. Ia berharap, kondisi ini terus bertahan.
"Jadi sekarang EPC company, fabrikasi sekarang lagi banyak-banyaknya itu menunjukkan bahwa industri hulu migas itu nggak sunset. Kita tuh sekarang lagi susah-susahnya mencari siapapun itu untuk mendukung agresivitas hulu migas yang saat ini lagi kita kerjakan. Ya semoga aja kondisi kayak gini masih bertahan sampai 2030 seperti yang kita rencanakan di dalam LTP," ujar dia.
(acd/kil)Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.