Jokowi Yakin RI Bisa Kuasai 80% Pasar Nikel Dunia, Ini Alasannya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka-bukaan tujuan besar dari kunjungan kerjanya ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Salah satunya menarik investasi nikel di Indonesia.

Pertama, perjanjian kerja sama membentuk pusat keuangan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Jokowi mengatakan sudah ada penandatanganan kerja sama antara Dubai International Finance Center (DIFC) dengan Otorita IKN.

"Kita sudah tanda tangan MOU kerja sama antara OIKN, antara DIFC. Artinya financial center yang ada di IKN ini nanti akan kita harapkan segera terbentuk dan segera bisa berjalan," ujar Jokowi usai membuka Piala Presiden 2024, di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jumat (19/7/2024).

Jokowi mengatakan dalam kerja sama pembangunan financial center itu Indonesia ingin banyak belajar soal sistem keuangannya, rekrutmen pegawainya, dan bagaimana cara membawa uang untuk bisa masuk ke financial center seperti yang dilakukan DIFC seperti apa.

Oleh-oleh yang kedua mengenai kerja sama hilirisasi nikel. Mulai dari hulu hingga hilir, mulai dari pertambangannya, kemudian ke smelter HPAL yang bisa memproduksi katod hingga prekusor, dan pada akhirnya adalah produksi baterai dan juga kendaraan listrik.

"Kedua adalah kerja sama mengenai nikel yang dimulai dari hulu sampai hilir, dari pertambangan kemudian di HPAL, katod, prekursor, EV battery dan juga EV-nya," papar Jokowi.

Khusus soal hilirisasi nikel, Jokowi bilang masih ada dua negara lain yang akan didekati. Dengan tambahan kerja sama itu, Indonesia ditargetkan mampu menjadi penguasa pasar 80-85% di dunia.

"Nanti ada 2 negara lagi yang baru kita dekati. Saya kira kalau ini berhasil kita harapkan bisa menguasai pasar 80-85% pasar dunia, itu yang kita harapkan," beber Jokowi.