Harga Minyak Berusaha Pulih setelah Turun Tajam
IDXChannel – Kontrak berjangka (futures) minyak mentah mengalami technical rebound di awal perdagangan Senin (22/7/2024) usai melemah signifikan pada pekan lalu.
Berdasarkan data TradingView, pukul 07.11 WIB, minyak jenis Brent naik 0,55 persen secara harian ke posisi USD83,01 per barel, sedangkan minyak jenis WTI terapresiasi 0,38 persen ke USD78,98 per barel.
Analis ANZ Research menjelaskan, dikutip Dow Jones Newswires, Senin (22/7), ada kekhawatiran pasokan jangka pendek yang membatasi kerugian.
Kebakaran hutan di Kanada kembali mengancam produksi minyak sebesar 400.000 barel per hari, sementara beberapa eksportir komoditas utama Rusia mengatakan perdagangan dengan China semakin sulit karena pembayaran langsung yang dilakukan dalam mata uang yuan dibekukan atau ditunda, catat para analis.
Diwartakan sebelumnya, minyak jenis Brent melemah 2,7 persen ke level USD82,56 per barel pada Jumat (19/7) pekan lalu. Brent merosot 3,18 persen dalam sepekan.
Setali tiga uang, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) terdepresiasi 2,68 persen ke USD78,68 per barel pada Jumat. Kinerja sepekan WTI minus 2,22 persen.
Konflik yang sedang berlangsung di Gaza sebelumnya telah menyebabkan para investor memperhitungkan premi risiko minyak, karena ketegangan menimbulkan ancaman terhadap pasokan global.
Selain itu, penguatan dolar AS dan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi China memberikan tekanan pada harga, sehingga mengimbangi skenario pasokan yang lebih ketat.
Greenback menguat menyusul data pasar tenaga kerja dan manufaktur AS yang lebih kuat dari perkiraan pada awal pekan, yang mengurangi permintaan minyak dalam mata uang dolar dari pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Selain itu, data terbaru menunjukkan perekonomian China tumbuh lebih lambat dari perkiraan sebesar 4,7 persen pada kuartal II-2024, meningkatkan kekhawatiran terhadap permintaan minyak dari importir utama dunia.
“Pasar minyak mentah tampak ketat saat ini, dengan penurunan persediaan, kemunduran yang kuat, dan perbedaan fisik yang kuat,” kata analis di Morgan Stanley dalam sebuah laporan, dikutip dari Dow Jones Newswires, Sabtu (20/7).
"Namun, keseimbangan kemungkinan akan kembali ke equilibrium pada kuartal keempat ketika penurunan permintaan musiman mereda dan pasokan OPEC dan non-OPEC kembali tumbuh," tulis Morgan Stanley.
Morgan Stanley masih memperkirakan minyak Brent akan berada pada pertengahan level USD80-an per barel pada kuartal III-2024 dan mungkin juga pada kuartal IV-2024 ketika persediaan stabil.
Namun, pihaknya memperkirakan penurunan harga Brent ke pertengahan level USD70-an pada 2025 ketika pasokannya melebihi permintaan. (ADF)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.