Pasardana.id - Riset fixed income harian BNI Sekuritas menyebutkan, indikator global per posisi Jumat (19/7) lalu, menunjukkan sentimen yang cenderung negatif, tergambar dari peningkatan yield US Treasury (UST) dan Credit Default Swap (CDS) Indonesia.
Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 5bp menjadi 4,16%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 5bp menjadi 4,25%. Sementara CDS 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 3bp menjadi 77bp.
Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 7bp, CDS 5-tahun Indonesia meningkat sebesar 6bp, dan Rupiah melemah terhadap US Dollar sebesar 0,33%.
Harga obligasi Pemerintah Indonesia cenderung lebih rendah dibandingkan level minggu sebelumnya, tergambar dari yield curve SUN 10-tahun yang mencatatkan peningkatan mingguan sebesar 1bp menjadi 6,95%.
“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, kami melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield dari instrumen SBN berdenominasi Rupiah,” sebut analis fixed income BNI Sekuritas dalam riset Senin (22/7).
Ditambahkan, “Untuk periode 22-26 Juli 2024, kami memperkirakan yield curve SUN 10-tahun akan bergerak di kisaran 6,83-7,10%. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0084, FR0056, FR0101, FR0087, FR0085, FR0073, FR0054, FR0100.”
Hot
No comment on record. Start new comment.